(Catatan Perjalanan Tim PkM Internasional Universitas Muhammadiyah Makassar di Kuala Lumpur)

Oleh. Fatmawati A. Mappasere

Dari tanggal 20 hingga 23 Oktober 2024, empat tim pelaksana International Community Engagement Program dari Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar melaksanakan rangkaian kegiatan pengabdian internasional di Kuala Lumpur, Malaysia. Program ini menyoroti pentingnya pendidikan, kesadaran lingkungan, serta pelestarian budaya di kalangan komunitas Indonesia yang tinggal di negeri jiran.

Hari Pertama: Pelatihan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL)

Pada Selasa, 21 Oktober 2024, kegiatan utama dimulai di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Tim dari Magister Ilmu Administrasi Publik (MIAP) UNISMUH Makassar memimpin dua program penting: “Transforming Waste into Learning Resources: Building a Generation of Environmental Awareness through Recycling Education” dan “The Empowerment of School Community through Disaster Education and Training to Create Disaster Resilient Schools.”

Tema pertama berfokus pada pendidikan lingkungan, di mana para siswa dilatih untuk mengelola sampah anorganik melalui kegiatan daur ulang yang kreatif. Sedangkan tema kedua menekankan pada kesiapsiagaan bencana melalui pendidikan, yang mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah awal dalam menghadapi situasi darurat. Para siswa SIKL mengikuti setiap sesi dengan antusias, mempraktikkan konsep yang diajarkan dengan semangat.

Hari Kedua: PkM di Sanggar Bimbingan Sentul

Keesokan harinya, Rabu, 22 Oktober 2024, kegiatan utama berlanjut di Sanggar Bimbingan Sentul, yang berlokasi di Kg. Chubadak Hilir, Sentul Pasar, Kuala Lumpur. Sanggar ini merupakan lembaga pendidikan non-formal yang memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang tidak memiliki dokumen lengkap.

Tim dari MIAP melanjutkan program “Transforming Waste into Learning Resources” dengan pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari sampah anorganik. Para siswa dengan penuh semangat mengikuti sesi ini, mempraktikkan langsung pembuatan aneka handicraft dari bahan daur ulang, yang tidak hanya mengasah keterampilan mereka tetapi juga menanamkan kesadaran lingkungan.

Selain itu, Tim 2 melanjutkan program “The Empowerment of School Community through Disaster Education and Training.” Sesi ini memfokuskan pada cara-cara menjaga kebersihan lingkungan yang dapat mengurangi risiko bencana. Kegiatan di Sanggar Bimbingan Sentul ini memberikan pengalaman yang berarti bagi para siswa, memperkenalkan mereka pada konsep tanggung jawab lingkungan dalam suasana belajar yang mendukung.

Kunjungan Silaturahim ke Sanggar Bimbingan PRIMA di Kampung Baru

Di sela kegiatan utama, tim meluangkan waktu untuk mengadakan kunjungan silaturahim pada Sanggar Bimbingan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PRIMA) di Kampung Baru, Kuala Lumpur. Sanggar ini menjadi tempat pendidikan non-formal bagi anak-anak pekerja migran yang tidak dapat mengakses sekolah formal.

Kunjungan ini bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas Muhammadiyah-’Aisyiyah di Malaysia. Bapak Supardi, pengelola Sanggar, menyambut kami dengan hangat dan berbagi cerita tentang perkembangan Sanggar yang dikelola oleh relawan-relawan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia. Keberadaan sanggar bimbingan tersebut merupakan kerja sama mereka dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, untuk membantu anak-anak Warga Negara Indonesia (WNI) mendapat akses untuk memperoleh ilmu dasar dan sosial. Kami dari ke-4 tim juga memberikan infaq sebagai bentuk dukungan bagi pendidikan anak-anak di sanggar tersebut.

Warung Wasola: Menikmati Kuliner Indonesia di Tanah Jiran

Setelah kunjungan ke Sanggar Bimbingan PRIMA, tim menyempatkan diri untuk singgah di Warung Soto Lamongan (Wasola), sebuah unit usaha kuliner di Kampung Baru yang dikelola oleh Majelis Ekonomi PCIM Malaysia. Wasola tidak hanya menawarkan hidangan khas Indonesia seperti soto Lamongan, tetapi juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas Indonesia di Kuala Lumpur. Warung ini menjadi pusat interaksi sosial sekaligus upaya pemberdayaan ekonomi umat melalui amal usaha Muhammadiyah-’Aisyiyah yang berkelanjutan.

Merangkul Pendidikan dan Revitalisasi Budaya

Selain fokus pada pendidikan lingkungan dan kesiapsiagaan bencana, Program Pengabdian Internasional ini juga melibatkan tim dari Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) dan Teknologi Pendidikan. Tim MPBI, yang dipimpin oleh Dr. Saiful, M. Pd, mengusung tema “Revitalisasi Budaya Lokal (Bugis dan Makassar) pada Masyarakat Indonesia di Malaysia.” Melalui kegiatan ini, tim memberikan edukasi tentang budaya lokal kepada komunitas Indonesia di Malaysia agar nilai-nilai tradisional tetap lestari.

Tim Teknologi Pendidikan, yang dipimpin oleh Bapak Wahyuddin, S.Pd., M.Pd., mengusung tema “Social Awareness Care Program” memberikan pelatihan terkait penggunaan teknologi smartphone secara bijak dalam pendidikan. Output dari kegiatan ini adalah agar siswa dapat mengontrol diri pada penggunaan gadget sehingga tidak menjadi candu dan dapar bersosialisasi dengan masyaakat.

Menguatkan Kolaborasi Lintas Negara untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Program Pengabdian Internasional ini didukung penuh oleh Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) serta Lembaga Pengembangan Bahasa dan Kerjasama Internasional (LPBKUI) UNISMUH Makassar. Dr. Radiah Hamid, sebagai Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, mewakili ke-4 Tim, menorehkan harapan dan komitmennya untuk melanjutkan kolaborasi internasional ini di masa mendatang. “Kami berharap kegiatan pengabdian ini bisa menjadi jembatan yang mempererat hubungan antara masyarakat Indonesia di Malaysia dan di tanah air. Semoga program ini dapat terus berlanjut, memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” ujarnya.

Dengan berakhirnya program ini, empat tim dari UNISMUH Makassar kembali ke tanah air dengan membawa pengalaman berharga dan harapan besar untuk melanjutkan misi pengabdian, membangun kesadaran lingkungan, dan melestarikan budaya di kalangan masyarakat Indonesia di luar negeri. (Fatmawati A. Mappasere_Kaprodi Magister Ilmu Administrasi Publik Unismuh Makassar).

Leave a Reply