Makassar – Banyak Orang Tua Santri (OTS), berharap anak-anak mereka dapat diterima di kelas tahfiz Alquran di pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara.

Hal itu terungkap di tengah-tengah pelaksanaan ujian, panitia banyak menerima pertanyaan dari Orang Tua Santri (OTS) terkait program tahfiz. Dari komunikasi ini, OTS sangat berharap banyak, anaknya dapat diterima di pesantren ini dan masuk di kelas tahfiz.

Penerimaan santri baru di pesantren Gombara, telah terlaksana baru-baru ini. Ujian seleksi Penerimaan Santri Baru (PSB)/ Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2020-2021 Gelombang I dilaksanakan hari Sabtu, (29/2/2020). Sebanyak 38 orang telah resmi terdaftar sebagai calon santri. Didominasi dari daerah Sulawei Selatan, sebagian daerah lainya seperti Sulawesi Barat, Papua, dan Gorontalo.
Tes tahun ini untuk pertama kalinya menggunakan tes tertulis dengan sistem komputer. Tak punya kendala yang berarti pada sistem komputer ini. Ditambahlagi dengan calon santri yang begitu mahir menggunakan teknologi komputer.
Usai ujian dilaksanakan, dilanjutkan dengan psikotes. Kali ini Alumni Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Tahun 2012 Miftahul Khaer, S.Psi. sebagai tim penguji. Lepasan UNM dipercaya pesantren untuk mengetahui kondisi kepribadian dan kejiwaan calon santri serta minat-bakat-potensinya. Dengan bekerja sama dengan dosen UNM, Miftah akan mencoba menganalisisnya dan akan memberikannya kepada pihak pesantren untuk diketahui dan ditindaklanjuti.
Besarnya minat OTS agar anak-anak mereka masuk ke kelas tahfiz, juga diungkapkan langsung oleh beberapa orang tua. OTS dari Kota Palopo misalnya mengutarakan kepada gombara.com bahwa anaknya sudah memiliki 6 juz hafalan. Dan masuknya di pesantren ini memang bertujuan untuk masuk di kelompok tahfiz. Karena membaca informasi bahwa pesantren ini telah memiliki 15 hafiz 30 Juz. Dan itu yang ingin diikuti tandasnya yang tidak ingin disebut namanya.
Senada juga yang disampaikan OTS dari Kab. Pasangkayu Sulawesi Barat. Ketua PCM di salah satu Cabang Muhammadiyah mengaku ingin sekali anaknya diterima di pesantren dan dapat ikut di program tahfiz. Bagitu juga OTS dari Kab. Gowa, Takalar, Kota Makassar dan lainnya.
Untuk diketahui bahwa sejak pesantren ini menjadikan Tahfiz sebagai Program Unggulan selain penguasaan Bahasa Arab-Inggris, Qiraatul Kutub diakui banyak peminat. Terbukti dengan adanya 15 orang yang telah diwisuda hafiz 30 Juz.
Karena itu pesantren memberlakukan 3 model tahfiz sebagai mana dalam brosur tahfiz. Program reguler 6 juz selama 6 tahun. 30 Juz selama 2 bulan program kerjasama dengan ITMAM. Program kerjasama dengan AMCF dengan target 30 Juz selama 2 tahun.
Keunggulan dapat menjadi hafiz mutqin sesuai kaidah tajwid. Memiliki hafalan dan tilawah yang bagus. Hafal matan-matan hadits pilihan. Memiliki jiwa kepemimpinan dan life skill. Berpeluang besar untuk dapat beasiswa hafiz Al’Qur’an. Mendapatkan rekomendasi dari pesantren dan Muhammadiyah untuk lanjut di PTM Terbaik. Dan mendapatkan ijazah resmi baik dari Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, serta Pondok Pesantren. (Ulla)

By admin

Leave a Reply