UNISMUH.AC.ID, GOWA – Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Dr Bahtiar Baharuddin, melakukan penanaman perdana pisang Cavendish bersama Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian Ryacudu Djajadi, dan Rektor Unismuh Prof Ambo di lahan sekitar Pusdiklat Unismuh, Bollangi Kabupaten Gowa, Sabtu, 30 Desember 2023.
Menariknya, dalam penanaman perdana tersebut Pj Gubernur juga mengikutsertakan beberapa kepala daerah di Sulsel. Kepala daerah yang hadir yakni Pj Wali Kota Palopo, Pj Wali Kota Parepare, Pj Bupati Bantaeng, dan Pj Bupati Sinjai. Hadir pula Sekda Enrekang.
Dari jajaran Muhammadiyah, tampak hadir Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Irwan Akib, beserta ratusan peserta, baik dari sivitas akademika Unismuh, maupun keluarga besar Muhammadiyah, baik dari Wilayah, maupun daerah Gowa dan Makassar.
Ketua Panitia Penanaman Pisang, yang juga merupakan Wakil Rektor II Unismuh, Prof Andi Sukri Syamsuri, dalam laporannya, mengungkapkan bahwa Unismuh menyiapkan lahan di sekitar Pusdiklat Unismuh Bollangi seluas 12 hektare.
“Jika satu pohon membutuhkan 2 meter, maka di atas lahan ini kita bisa menanam 65 ribu pohon pisang. Itu belum termasuk lahan Unismuh di Bissoloro, yang terletak di dataran tinggi Gowa, yang luasnya 72 hektare, yang dapat ditanami sampai 310 ribu pohon pisang,” ujar Andis, sapaan akrab Andi Sukri Syamsuri.
Ia berharap, kegiatan ini bukan sekadar kegiatan simbolis, namun betul-betul mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
Sementara itu, Rektor Unismuh Prof Ambo Asse mengawali sambutannya dengan mengutip surah An Najm ayat 39.
“Wa al laisa lil-insāni illā mā sa’ā. Ayat yang saya bacakan itu artinya, bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah dia kerjakan,” ujarnya.
Ambo Asse berharap, pisang yang ditanam bisa berhasil. “Kita bisa berhasil, kalau ada kesungguhan. Apalagi ada bantuan bibit dari pak Gubernur. Harapan kita ini bertumbuh dan berkembang terus dan menghasilkan sehingga pisang ini bisa diekspor,” tambah Ambo Asse.
Sebagai Langkah konkret mendukung pembangunan, khususnya di bidang pertanian, Rektor Unismuh juga secara resmi mengajukan Proposal Laboratorium Pengembangan Tanaman Hortikultura. Proposal itu diserahkan langsung Rektor Unismuh kepada Pj Gubernur Sulsel usai menyampaikan sambutan.
Sementara itu Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian Ryacudu Djajadi mengungkapkan bahwa peran Polri dalam mendukung ketahanan pangan, adalah mengawal, baik program pusat maupun daerah.
“Sebelumnya saya di Kalimantan Selatan, unggulannya di sana Tanam Padi ulang. Tetapi ternyata di Sulsel, saya keliling ke beberapa daerah. Yang paling unggul di sini sebenarnya adalah Holtikultura. Termasuk cabai, kemarin kami panen sekaligus tanam bersama di Wajo dan luas sekali lahannya di sana,” ungkap putra asli Bone ini.
Selain bertugas mengawal, Kapolda itu juga mengajak Masyarakat untuk menggalakkan kegiatan ketahanan pangan.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas dukungan Unismuh terhadap program Pemerintah Provinsi Sulsel.
Ia secara khusus menjelaskan alasan Pemerintah Provinsi fokus pada pembudidayaan pisang Cavendish. “Saya sudah memahami seluk beluk pisang Cavendish sebelum jadi Gubernur. Saya lihat tanaman apa yang ada di sekitar rumah orang Sulsel, rata-rata saya lihat punya pohon pisang. Makanan orang Sulsel, juga rata-rata banyak yang diolah dari bahan dasar pisang,” jelasnya.
Namun Bahtiar melihat, pisang belum dijadikan komoditi yang dikelola secara professional, sebagaimana cengkeh atau sawit. “Padahal jika dibudidayakan, pisang Cavendish ini bisa menghasilkan 200 juta per hektar. Itu hanya dengan masa panen 7-8 bulan,” jelasnya.
Setelah melakukan sosialisasi sejak menjadi Pj Gubern Sulsel, Masyarakat cukup antusias menanam pisang Cavendish. “Yang sudah mengajukan secara resmi hari ini masyarakat Sulsel itu 8.000 hektar dan akan kami penuhi secara bertahap di 2024. Kelihatannya animo masyatakat sangat besar,” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, pihak perbankan juga sudah menyambut program ini, dengan menyiapkan khusus Kredit Usaha Rakyat sebesar Rp100 juta/hektar. “Bank tidak mungkin mau menyalurkan KUR, jika program ini tidak punya prospek bisnis,” ungkap Baharuddin.
Secara khusus, Baharuddin mengajak pihak kampus mengambil peran aktif dalam pembangunan. “Bantu kami dengan menghasilkan penelitian apa yang bisa bermanfaat dan dirasakan masyarakat. Saat ini di luar negeri, kalau kita tanam buah, kita sudah bisa memprediksi, bahwa berapa banyak pohon yang berbuah tahun ini, kemudian berapa tahun depan. Itu semua hasil penelitian dari kampus,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi usulan Unismuh untuk membangun laboratorium hortikultura. “Kami sambut dengan positif. Insya Allah di APBD 2024 kami siapkan untuk itu. Kenapa penting laboratorium itu, karena itu yang dipakai di Taiwan, Philipina, Thailand. Ini kalau kita beli di Jawa satu bibit bisa Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. Dengan kultur jaringan Rp3 ribu rupiah itu bisa. Itu bisa kita kembangkan dalam jutaan,” pungkas Pj Gubernur Sulsel itu.