UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) berhasil mencetak quattrick, atau berhasil membuat empat prodinya mencapai akreditasi Unggul dalam tempo sebulan.

Terbaru, Prodi Pendidikan Seni Rupa meraih akreditasi Unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK). Capaian itu menyusul tiga prodi sebelumnya, yakni Pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Pendidikan Bahasa Inggris.

Dengan pencapaian itu, FKIP telah menyumbang 8 dari 18 prodi yang telah meraih akreditasi Unggul atau A di Unismuh Makassar.

Dekan FKIP Unismuh Erwin Akib PhD saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 28 November 2022, mengungkapkan beberapa strategi keunggulan yang telah dicapai fakultas yang dipimpinnya.

Dalam setiap pertemuan fakultas, baik formal maupun informal, Erwin selalu menekankan pentingnya membangun budaya berpikir dan bertindak unggul.

“Berpikir dan bertindak unggul harus terpatri dalam sanubari para pejuang di prodi. Cara pandang ini saya tekankan kepada semua prodi, tanpa kecuali,” ujar Erwin.

Ia menyebut contoh Prodi Pendidikan Seni Rupa Unismuh. “Pada saat kita mulai mengisi instrumen akreditasi, bahkan teman-teman di Prodi Seni Rupa hanya menargetkan akreditasi Baik Sekali. Disitulah tugas saya sebagai pemimpin, meyakinkan mereka, bahwa kita punya potensi untuk Unggul,” ujar alumni S3 Universitas Teknologi Malaysia ini.

Menurut Erwin, yang juga merupakan salah satu asesor LAMDIK, kadang banyak praktik keunggulan yang telah diterapkan suatu prodi, namun mereka tidak menyadari, bahwa praktik itu merupakan bentuk keunggulan.

“Teman-teman di Pendidikan Seni Rupa telah bertindak unggul, namun mereka belum menyadarinya. Jadi, saya mengajak tim, mulai menuliskan best practice yang telah mereka terapkan,” beber Erwin.

Erwin mengungkapkan, untuk bertindak unggul, Pimpinan prodi memastikan agar pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dijalankan oleh setiap dosen.

“Semua aktivitas pengajaran, mulai dari daftar hadir, bahan ajar, perangkat pembelajaran, hingga proses monev, harus terekam dengan baik. Mungkin selama ini kita punya banyak inovasi pembelajaran, namun semua itu tidak kita dokumentasikan dengan baik. Padahal itu semua menentukan penilaian dalam proses akreditasi,” lanjut Erwin.

Ia menambahkan, demikian pula pencatatan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban dosen melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Laporannya wajib dilaporkan tiap semester melalui laporan BKD.

“Nah, tugas pimpinan prodi, meminta bukti fisik pelaporan para dosen tersebut. Kalau itu semua dilakukan secara tekun dan disiplin, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam menghadapi proses akreditasi,” ungkap Erwin.

Erwin menyebut, pemahaman tentang data yang perlu diinput tersebut sebagai ‘what to write’, atau terkait dengan informasi data yang harus diisikan dalam borang akreditasi.

Selanjutnya, kata Erwin, hal penting yang perlu dipahami bagi prodi yang akan mengikuti akreditasi adalah ‘how to write’.

“Bagaimana informasi tersebut diisikan. Hal itu tidak lepas dari tingkat pemahaman teman-teman terkait dengan kebijakan di tingkat perguruan tinggi. Tentu yang paling utama adalah mengikuti template yang sudah dibuat oleh LAMDIK.

“Kalau kita mengikuti itu, apalagi kita sudah punya data dukungnya. Itu lebih memudahkan untuk mengisi,” pungkas Erwin.

Kesuksesan Prodi Pendidikan Seni Rupa Unismuh meraih akreditasi Unggul, menurut nakhoda FKIP Unismuh ini, dapat meningkatkan adrenalin prodi lainnya, khususnya yang ada di FKIP Unismuh untuk meneguhkan keyakinan, bahwa akreditas Unggul bisa dicapai.

“Alhamdulillah, inilah sumbangsih kecil kami, dalam memajukan Indonesia, dan mencerahkan semesta, sebagaimana tema besar Muktamar 48 Muhammadiyah,” kunci Erwin.

(Humas Unismuh)

Leave a Reply