UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Tim Dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar sedang melakukan pengembangan E-modul Keterampilan Berbicara Budaya Lokal (KBBL) berbasis Android. Program pengembangan modul tersebut merupakan Hibah Penelitian dari Kemdikbudristek.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penelitian Prof Munirah kepada media, di Gedung Pascasarjana, Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Selasa, 1 November 2022.
Luaran hibah penelitian tersebut, kata Munirah, berupa buku ber-ISBN, panduan modul ber-eISSN, sertifikat HKI Program Komputer E-Modul-KBBL, dan artikel yang telah dalam proses review pada Jurnal Internasional Scopus.
“Untuk jurnal Internasional Scopus sudah submit, dan sementara proses review” ungkap Munirah, yang saat ini merupakan Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unismuh Makassar.
Selain Munirah, tim penelitian ini juga beranggotakan Dr Syaharuddin, dan Akram Budiman Yusuf MPd. Semua anggota tim merupakan dosen PBSI Unismuh Makassar.
Munirah menambahkan bahwa e-modul itu telah diujicobakan kepada mahasiswa di tiga kampus, yaitu PBSI Unismuh Makassar, Cokroaminoto Palopo, dan UKI Toraja. “Alhamdulillah, e-modul ini mendapat respon baik dari para mahasiswa,” ujarnya
Tujuan e-modul tersebut, lanjutnya, untuk membantu kesulitan mahasiswa dalam keterampilan berbicara dan menerapkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia. “Manfaat yang dapat diperoleh oleh mahasiswa yaitu mendapat wawasan keterampilan berbicara,” ungkap Munirah.
Secara khusus, kata Munirah, modul ini bertujuan agar setelah proses pembelajaran, mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbicara di depan umum, yang dintegrasikan dengan budaya lokal Sulsel.
E-modul ini dilengkapi dengan beberapa fitur. Terdapat tampilan Pendahuluan untuk membaca latar belakang dan tujuan modul keterampilan berbicara budaya lokal.
“Ada juga fitur untuk melihat sub-materi keterampilan berbicara, Lembar Kerja Mahasiswa, serta tampilan kuis untuk membantu meningkatkan pengetahuan mengenai keterampilan berbicara budaya lokal,” papar Munirah.
Ia menambahkan, penggunaan aplikasi android untuk proses pembelajaran sangat tepat generasi muda yang sangat aktif berinteraksi dengan gawai.
(Vika Amalia Fathihany)