Citizen Reporter
Laporan: Aisyah Milsya Maghfirah. Mahasiswa Komunikasi Unismuh Makassar Melaporkan dari Makassar
MAKASSAR. Unismuh Makasaar telah menjalani pembelajaran menggunakan online dengan beragam aplikasi sejak pandemi global wabah virus Corona berjenis Covid-19 sudah hampir satu bulan sejak 16 Maret 2020 dengan empat kali pertemuan kuliah secara digital.
Kuliah secara digital ini direspon secara pro dan kontra di kalangan 22 ribu mahasiswa Unismuh Makassar yang sering berjuluk kampus biru di Selatan Kota Metropolitan Makasar ini.
Salah seorang mahasiswa Prodi S1 Manajemen FEB Unismuh Makassar, Irsal Hidayat kepada media pekan kedua April 2020 mengatakan, kekurangan kuliah online kadang jaringan suka lancar, HP gampang panas apalagi kuliah via Zoom, terus kuota cepat habis, tuturnya.
Selain itu dia juga menilai kuliah online tidak begitu efektif, apalagi dosen yang mengajar menggunakan via Google Classroom. Mahasiswa tidak bisa melihat dosen menjelaskan secara langsung tentang materinya.
Pada sisi lain lewat pembelajaran itu, dia mengaku tidak dapat memahami materi yang dijelaskan oleh dosen yang mengajar melalui aplikasi Google Classroom.
Meskipun begitu, dia merasa kelebihan dari kuliah online ini adalah lebih simpel, dan dapat belajar dimana saja.
Kebijakan Rektor Unismuh Makassar Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE. MM memberi subsidi kuota internet bagi seluruh mahasiswa sudah bagus, hanya saja momen penggunaannya kurang tepat.
Selain itu, ia juga menilai bahwa pemberian kuota internet dari Unismuh Makassar ini tidak efektif karena mahasiswa tidak bisa langsung merasakan manfaatnya, karena dana kuota kuota senilai Rp 250.000, ini dipotong dari biaya BPP untuk semester depan, ujar anggota PS Unismuh Makassar ini.
Kuota internet ini sebaiknya diberikan langsung kepada mahasiswa dengan mengirim kuota ke nomor mahasiswa yang aktif, alumni dari SMA Negeri 1 Selayar ini.