MAKASSAR. Ketua Umum PP Aisyiah dua periode 2000-2005 dan 2005-2010, Prof Dr Siti Chamamah Soeratno, dijadwalkan akan jadi salah seorang nara sumber pada seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah ke-47 tahun 2020, digelar Sabtu (7/3/2020) di kampus Unismuh Makassar, Jl. Sultan Alauddin Makassar.
Acara seminar ini dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan mengusung tema, Strategi Kebudayaan Muhammadiyah Dari Purifikasi Menuju Islam Berkemajuan.
Demikian ditegaskan Wakil Rektor IV Unismuh Makasssar, Ir. H. M. Saleh Molla, MM kepada media Kamis (5/3/2020) di Lt-16 Rektorat Unismuh Makassar di Gedung Iqra .
Dijelaskan, Prof Siti Chamamah lahir di Kauman, Yogyakarta pada 24 Januari 1941. Chamamah adalah pakar kesusastraan Melayu dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia pernah dipercaya menjabat sekretaris jurusan Sastra Arab, kepala jurusan Sastra Perancis, dan dekan Fakultas Ilmu Budaya di UGM.
Kiprahnya di Muhammadiyah, sejak remaja telah terlibat aktif di salah satu organisasi otonom-nya, yaitu Nasyiatul Aisyiyah (NA), hingga menjadi ketua umum PP NA pada 1965.
Tiga tahun kemudian, yaitu pada 1968, ia mulai terlibat di PP Aisyiyah. Beberapa amanah diembannya, mulai dari bendahara, sekretaris, wakil ketua, hingga menjadi ketua umum dua periode, yaitu 2000-2005 dan 2005-2010.
Pada seminar kali ini akan tampil selaku keynote speaker, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Agung Danarto, M. Ag
Narasumber lainnya Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno dengan tema Strategi Kebudayaan Muhammdiyah di Tengah Tantangan Global. Prof. Dr. Achmad Jainuri akan membahas Ideologi Muhammadiyah: Antara Purifikasi dan Dinamisasi.
Dr. Azhar Ibrahim akan berbicara tentang Revolusi dan Strategi Kebudayaan di Asia Tenggara: Bagaimanakah Muhammadiyah Mengambil Pelajaran.
Prof. Dr. H. Abdul Munir Mulkhan, SU akan memaparkn materi tentang Mensinkronkan Hubungan Islam dengan Budaya Lokal. Prof. Dr. Biyanto, M. Ag akan membahas tentang Muhammadiyah dan Kebudayaan Lokal.
Dr. Himar Farid tampil dengan materi Kelompok Hijrah dan Tantangan Kebudayaan Islam dan Dr. K. H. Abdullah Rene, M. Ag akan menjelaskan materi Makassar dan Islam di Indonesia: Mencari Keterpaduan Budaya.
Pada kegiatan seminar ini, peserta yang diundang sebanyak 100-150 orang berasal dari berbagai kalangan. Termasuk akademisi, aktifis NGO, tokoh lintas agama, tokoh ormas, jurnalis/media, civitas perguruan tinggi baik internal Muhammadiyah maupun dari kalangan luar Muhammadiyah beserta publik secara luas. (ila/yahya).