UNISMUH.AC.ID, Bandung – Sam’un Mukramin, dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Ujian dihelat pekan lalu, di ruang sidang Pascasarjana FISIP Unpad Bandung.
Kolega Sam’un di Unismuh Makassar, Prof Nursalam berharap Sam’un dapat mengikuti jejak dua dedengkot Alumni Sosiologi Unpad, yang menjadi guru para Sosiolog di Makassar, yakni Prof Darmawan Salman dan Prof Andi Agustang. Kedua Sosiolog tersebut, merupakan alumni Program Doktor Unpad Bandung.
“Selamat Pak Doktor Sam’un Mukramin, Semoga dapat mengikuti kiprah dan kapasitas keilmuan dua seniornya yang berasal dari almamater yang sama,” ujar Prof Nursalam, mantan Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar, Jumat, 16 Februari 2024.
Disertasi Sam’un berjudul “Disparitas Sosial Masyarakat Nelayan (Kasus Atas Kemiskinan pada Suku Bajo di Kolaka Utara)”, mendapat apresiasi karena membahas isu sosial yang mendalam dan menawarkan solusi inovatif.
Disertasinya dibimbing oleh tim promotor yang terdiri dari Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si., Dr. Drs. Wahju Gunawan, M.Si., dan Prof. Dr. Drs. Ir. H. Munandar Sulaeman, M.S. Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, S.IP., S.Si., M.T., M.Si (Han) sebagai ketua sidang, dengan Dr. Dra. Bintarsih Sekarningrum, M.Si. bertindak sebagai sekretaris sidang.
Tim penguji disertasi terdiri dari Prof. Drs. Muhammad Fadhil Nurdin, MA., Ph.D., Dr. Drs. Budi Rajab, M.Si., dan Dr. Rudi S. Darwis, S.Sos., M.Si., yang memberikan masukan kritis dan konstruktif untuk memperkuat analisis dan rekomendasi yang diajukan oleh Mukramin.
Studi Sam’un menyoroti ketimpangan dalam kepemilikan harta, pendidikan, dan mata pencaharian yang dialami oleh Suku Bajo. Penelitiannya menunjukkan bahwa kemiskinan di kalangan suku ini disebabkan oleh pola hidup yang cenderung jangka pendek, konsisten terhadap nilai tradisional, kurangnya kreativitas, serta ketergantungan pada bantuan pemerintah.
Fungsi struktur atas disparitas kemiskinan, menurut Sam’un, dapat dicapai dengan perpaduan fungsi lingkungan internal dan eksternal sebagai ruang baru terhadap perubahan.
Melalui fungsi AGIL Parsons, Mukramin berargumen bahwa suku Bajo dapat beradaptasi terhadap perubahan, mencapai tujuan, mengintegrasikan diri dalam masyarakat, dan mempertahankan pola budaya mereka.
Kolaborasi antarberbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, menjadi kunci dalam penerapan teori ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Suku Bajo.
Disertasi Sam’un juga menyoroti faktor-faktor yang menyebabkan disparitas kemiskinan pada Suku Bajo, baik secara kultural (internal) maupun struktural (eksternal), yang mencakup keterbatasan penghasilan, rendahnya pendidikan, dan ketidakmerataan kebijakan pemerintah yang berdampak signifikan terhadap implementasi pembangunan di daerah pesisir.
Sam’un Mukramin, yang lahir di Lambai, Kolaka Utara, pada 16 Juni 1988, telah menunjukkan perjuangan dan determinasi yang kuat dalam menyelesaikan studinya. Menyelesaikan S1 di Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh, dan S2 pada Prodi IPS, konsentrasi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Makassar.
Saat ini, Sam’un tercatat sebagai Sekretaris Prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar.
Kesuksesan Sam’un dalam mempertahankan disertasinya dianggap sebagai kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sosiologi masyarakat nelayan.
Hasil penelitiannya diharapkan dapat memberikan panduan bagi pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan dan program yang efektif untuk mengatasi disparitas sosial dan kemiskinan di kalangan masyarakat nelayan Suku Bajo.