UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi tuan rumah penyelenggara dalam kolaborasi bersama British Council dalam Pelatihan Panduan Penggunaan Manual Skill for Inclusive Digital Participation.
Sebelum pelatihan ini digelar, pengambilan data telah dilakukan terlebih dulu pada Komunitas binadan masyarakat Unismuh yang di bina oley Dr. Syamsia dan Dr.Fatmawati Mappisere.
Data tersebut mencakup jumlah remaja dan Ibu-ibu komunitas yang berhubungan dengan tinkgkat literasi mereka terhadap digital.
Wakil Rektor II Unismuh Makassar Prof Andi Sukri Syamsuri membuka kegiatan tersebut, Rabu, 23 November 2022, di ruang UBC lantai 2 menara Iqra, Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa Universitas dan Sekolah yang berasal dari dalam dan luar pulau Sulawesi yang ikut dalam kolaborasi ini baik secara luring dan daring.
Dalam pembukaannya, Andi Sukri mengucapkan terima kasihnya kepada pihak British Council.
“Kami berterima kasih kepada pihak British Council yang memberikan kepercayaan kepada Unismuh untuk menjadi tempat penyelenggara ToT ini, tentu atas nama pimpinan menyambut baik kegiatan ini,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan sesuatu yang sangat berharga di Unismuh Makassar.
“Kegiatan ini sangat berharga bersama British Council, kolaborasi ini juga tentu menjadi ciri dari sebuah kehidupan 5.0 yang menginginkan kita untuk selalu bersanding dengan berbagai institusi dan lembaga” tuturnya.
Sementara itu, Senior Program Manager British Council Ari Sutanti mengatakan kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari yakni 23-25 November 2022.
Program ini merupakan bagian dari kerja sama antara British Council dengan pemerintah Inggris dalam bentuk pembekalan pelatihan kemampuan dan keterampilan digital untuk perempuan, anak muda, dan para penyandang disabilitas.
Ari Sutanti juga mengungkapkan tujuan dalam melakukan kegitan ini, yaitu untuk memberikan kemampuan digital dasar dan menengah untuk perempuan, anak muda dan penyandang disabilitas.
Kegiatan ini juga dilakukan di 3 negara yaitu, Indonesia, Nigeria dan Kenya, dan sudah berlangsung sekitar satu setengah tahun.
Dalam jangka waktu tersebut, kegiatan ini sudah melatih lebih dari 12 ribu peserta, dan melatih kurang lebih 300 pelatih komunitas.
Pihak British Council juga menyediakan materi untuk disabilitas berupa audiobook untuk membantu teman-teman disabilitas menggunakan teknologi.
Ini juga dapat membantu untuk menggunakan gadget sebaik mungkin, dapat menyaring berita hoaks, dan juga untuk membantu keperluan dalam ekonomi seperting marketing online.