UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulawesi Selatan menggelar Masika EduTalk sesi 2 bertema “Proyeksi Pendidikan Masa Depan di Tengah Disrupsi Pasca Pandemi”. Acara ini digelar secara virtual melalui zoom, Sabtu, 6 Agustus 2022.

Kegiatan ini diikuti ratusan praktisi dan aktivis pendidikan dengan menghadirkan Prof Mansyur Ramli (Ketua Umum Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia), Dr Budi Jatmiko (Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) dan Erwin Akib PhD (Dekan FKIP Unismuh Makassar).

Prof Mansyur Ramli mengawali diskusi dengan menyatakan bahwa model pendidikan saat ini haruslah fit for all. Ini untuk mengakomodir semua potensi peserta didik.

“Akses informasi dan teknologi sudah maju. Maka sudah harus mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai model pembelajaran, seperti andragogi, heutagogi plus digital gogi,” ujarnya.

Dr Budi Jatmiko menambahkan bahwa disrupsi dan pandemi mengubah segalanya. Ke depan, gelar tidak lagi menjamin kompetensi, pembelajaran tatap muka cukup menjadi sarana sosial dan praktek.

“Pendidikan akan semakin hyper fleksibel dan hyper learning. Pendidikan manual klasikal akan ditinggalkan, semua ruang dan waktu akan termanfaatkan dalam mengembangkan potensi.

Di sisi lain, Erwin Akib PhD mengingatkan bahwa seorang guru atau dosen masih sangat dibutuhkan. Mereka berperan menjadi teladan, mendorong nilai dan karakter budaya, terutama nilai kejujuran dan kepedulian.

Kehadiran tenaga pendidik secara langsung, katanya, diperlukan untuk mencegah dehumanisasi hingga degradasi moral antar peserta didik.

“Harus disiapkan kebijakan yang mampu mengakomodasi semua karakter budaya di nusantara ini, sehingga kita tidak kehilangan identitas pendidikan seperti yang diingatkan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan dan pengajaran senantiasa berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia,” tegas Erwin.

(Rls)

Leave a Reply