UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Program Studi (Prodi) Kehutanan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar Public Lecture (Kuliah Umum) Nasional bertema “Community Forest In the Future” pada Rabu, 3 Agustus 2022.

Kuliah Umum virtual ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai kampus di Indonesia, para pemangku kebijakan sektor kehutanan, serta para Sivitas Akademika Unismuh Makassar.

Ketua Prodi Kehutanan, Dr Hikmah menjelaskan bahwa kegiatan ini akan dirutinkan guna meningkatkan kualitas SDM Prodi Kehutanan itu sendiri.

Selain itu, Prodi Kehutanan saat ini berusaha mengusulkan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) di Kabupaten Barru.

“Ke depan, mahasiswa kehutanan dapat mengaplikasikan ilmu di kawasan hutan tersebut. Ini tentu relevan dengan visi Prodi yang berbasis masyarakat,” terangnya.

Dekan Fakultas Pertanian, Dr Andi Khaeriyah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Kuliah Umum ini.

“Ini tentu menjadi energi positif bagi kami di tingkat fakultas. Selain penguatan SDM, Webinar ini menjadi langkah awal Prodi Kehutanan dalam menatap reakreditasi ke depannya,” tuturnya.

Senada, Dr Abdul Rakhim Nanda selaku WR I Unismuh Makassar mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi alternatif peningkatan kualitas mahasiswa kehutanan, baik di Unismuh Makassar, maupun kampus lainnya.

Diketahui Kuliah Umum ini diisi beberapa pembicara, yakni Ir Bambang Supriyatno (Direktur Jendral Perhutanan sosial & Kemitraan Lingkungan), Ir Tony Hari Widiananto (Badan Kejuruan Teknik Kehutanan Persatuan Insinyur Indonesia), dan Dr Nirwana (Akademisi Laboratorium Konservasi Sumber Daya Hutan Unismuh Makassar).

Ketiga pembicara memberikan gambaran yang luas dan komprehensif tentang pentingnya kolaborasi dan dukungan kebijakan yang tepat dalam mengelola kawasan hutan.

“Lahan kritis yang semakin meningkat berdampak pula pada perubahan iklim saat ini sehingga dibutuhkan pengelolaan kawasan hutan yang baik, terintegrasi, dan humanis,” jelas Bambang Supriyanto.

“Saat ini kita punya segudang tantangan, baik secara internal maupun eksternal. Kualitas SDM yang di sektor kehutanan saat ini perlu untuk ditingkatkan kembali,” imbuh pembicara kedua, Tony Hari Widianto.

Sementara Nirwana sebagai pembicara ketiga menekankan perlunya kolaborasi Penta Helix sebagai langkah nyata perbaikan lingkungan.

“Masalahnya adalah kesalahan paradigma dalam mengelola hutan. Perlu ada perbaikan visi bersama, menyamakan langkah melalui kolaborasi semua stakeholder, baik itu akademisi, praktisi, pemangku kebijakan, dan lainnya,” tukasnya.

(Rls)

Leave a Reply