UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar Kuliah Pakar. Kegiatan akademik ini digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, Kamis, 10 Februari 2022.
Kegiatan akademik yang mengangkat tema “Unlocking Digital Value in Education” ini, menghadirkan praktisi Teknologi Informasi Muh Zia Ul Haq SPd MTI.
Ketua Panitia Ariana MPd mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh 170 orang pendaftar dari berbagai kalangan dan institusi.
“Kegiatan ini sifatnya umum, semua kalangan boleh ikut. Setelah melihat data bese kami, peserta yang mengikuti kegiatan sangat beragam mulai dari akademisi pendidikan, ibu rumah tangga, dan mahasiswa,” ungkap Ariana.
Peserta tersebut berasal dari Unismuh Makassar, Universitas Hasanuddin, Universitas Kristen Indonesia Toraja, IKIP Siliwangi Pekalongan, IAI darussalam Banyuwangi, UIN Bandung, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Sorong, dan lain-lain.
Dalam sambutannya, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Dr Ummi Khaeratu Syam menegaskan bahwa kuliah pakar semacam ini seharusnya menjadi tradisi di perguruan tinggi.
“Di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, kegiatan ini sudah berlangsung lama. Pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022, kita telah mengadakan dua kali kuliah pakar.
Setiap kuliah pakar, lanjut Ummi, dilaksanakan dengan tema yang berbeda yang sesuai dengan perkembangan zaman, keilmuan, dan standar nasional perguruan tinggi.
“Kita berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang luar biasa kepada teman-teman. Saya yakin tema yang kita usung Unlocking Digital Value in Education akan memberi khasanah atau wawasan yang luas untuk membuka mata, bahwa ternyata era digital tidak akan membawa kerugian. Meskipun bagi Sebagian orang menganggap perkembangan teknologi bisa merusak atau memberikan dampak negatif terhadap kita,” ujarnya.
Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib PhD yang didaulat membuka acara, mengungkapkan saat ini dampak dunia digital menjadi pembicaraan hangat, di tengah gaung Revolusi Industri 4.0.
“Bukan berarti kehidupan tradisional secara utuh harus ditinggalkan, tetapi kita diperhadapkan dengan kondisi yang semua harus berbasis digital. Apalagi kita berada di dunia Pendidikan Tinggi, dunia kampus, mau tidak mau kita diperhadapkan yang namanya digital course, literasi digital. Ini menarik bagi kaum millenial,” ungkap Nakhoda FKIP Unismuh ini.
(Humas Unismuh)