Citizen Reporter

Laporan: Fatimah El Zahra, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Unismuh Makassar melaporkan dari Makassar

MAKASSAR- Ketua Prodi S1 Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam (KPI FAI) Unismuh Makassar, Dr. Abbas Baco Miro, Lc, MA kembali tampil sebagai nara sumber pada Kajian Rutin Tabligh (KANTIN TABLIGH), Selasa malam (21/4/2020).

Pengajian ini diselenggarakan Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Pikom IMM) Ma’had Al Birr Unismuh Makassar.

Kajian rutin ini kembali mengusung tema Syarah Arba’in An-Nawawi (Hadits ke-4) dilaksanakan via WhatsApp diikuti sebanyak 654 peserta terbagi menjadi 3 group WhatsApp.

Antusias peserta menjelang H-3 bulan suci Ramadhan ini kian meningkat. Kajian ini diikut mahasiswa berbagai jurusan di Unismuh Makassar seperti Ahwal Syaksiyah, Komunikasi Penyiaran Islam, Ekonomi Bisnis, I’dad Lughowi, Sospol dan masih banyak lagi.

Juga turut serta RTQ Ibnu Abbas, Ma’had Al Kazhim, Pikom IMM Ma’had Al Birr, ada juga dari Universitas Negeri Makassar, Universitas Halu Oleo, Universitas Hasanuddin, dan UIN Suska Riau.

Pesan Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah Sulsel pada awal kajian adalah agar dapat meluruskan dan mengikhlashkan niat dalam menuntut ilmu.

Semoga kita termasuk orang-orang yang didoakan oleh Rasulullah Muhammad SAW, yaitu semoga Allah SWT memberikan kebajikan dan keindahan orang-orang yang mendengarkan dari kami kemudian ia sampaikan pada yang lainnya, tegas dosen sekaligus Kaprodi KPI Unismuh Makassar ini.

Kebahagiaan di hari kiamat adalah ketika kita mampu bersua dengan Rasulullah Muhammad SAW, dan ini adalah di antara kenikmatan tertinggi, ketika Allah SWT memberi kesempatan untuk duduk bersanding bersama beliau.

Di antara makhluk paling dekat dengan Rasulullah Muhammad SAW dari kalangan manusia adalah para sahabat yang memiliki kelebihan sangat dahsyat, yaitu dapat melihat langsung wajah Rasulullah Muhammad SAW.

Sungguh tiap-tiap kalian (manusia) dikumpulkan ciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah (yaitu air mani yang lemah). Lalu menjadi ‘alaqah (segumpal darah) 40 hari pula. Lalu menjadi mudgah (segumpal daging) selama itu pula.

Kemudian setelah sampai 120 hari dari tahapan itu Allah SWT mengutus malaikat meniupkan ruh kepada bayi itu dan memerintahkan untuk mencatat empat perkara, yaitu tentang rizqi, ajal, amal, dan perihal sengsara ataukah bahagia.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa Allah SWT, mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

Dalam aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah kita percaya bahwa ada ketetapan dan di dalam ketetapan itu Allah SWT memberikan ikhtiar (usaha) di sini ada pilihan.

Sebagaimana halnya kehidupan ini ada sesuatu yang kita tidak bisa ikut mengambil campur tangan.

Misalnya dalam kehidupan apakah kita dilahirkan sebagai seorang laki-laki atau perempuan itu adalah ketetapan Allah SWT.

Tetapi setelah dilahirkan ada upaya kita apakah kita mau masuk kuliah Makassar, Sudan ataukah di mana itu adalah pilihan. Makanya disini manusia terbagi, ada yang beriman dan ada yang kufur kepada Allah SWT.

Dimana Allah SWT memberikan potensi untuk kita apakah akan melakukan kebajikan atau keburukan karena di situlah manusia akan diuji.

Di akhir penyampaiannya, dosen LB fiqih UIN Alauddin Makassar itu berharap agar semoga Allah SWT memberikan keistiqomahan dalam diri dan akhirnya mendapat khusnul khatimah.

By admin

Leave a Reply