Citizen Reporter
Laporan: Hasriani
Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Unismuh Makasaar Melaporkan dari Maros
MAROS. Wabah virus Corona bernama Covid-19, telah menjadi pandemi global dengan dampak jauh pada seluruh sendi kehidupan.
Aktifitas rutin selama ini semua dijalani dari rumah. Suasana lingkungan pun mengalami kondisi sepi, sunyi dan senyap.
Sejak diberlakukan pandemi Corona secara nasional Maret 2020, perkuliahan di kampus Unismuh Makassar berubah secara total, dari kuliah tatap muka di kelas beralih jadi kuliah lewat daring menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran online.
Saya selaku mahasiswa berasal dari daerah tepatnya di Kampung Balange Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, merasakan kendala kuliah daring adalah keterbatasan kuota serta jaringan telepon seluler di kampung yang tidak lancar.
Seperti pada kuliah Jumat pagi (3/4/2020), harus keluar dari rumah untuk mencari jaringan telepon. Selain kuota juga tidak selamanya mencukupi.
Kadang kami diharuskan bergerak keluar rumah guna mencari posisi dimana jaringan ada dan stabil.
Jika kuota kami habis dan sedang tidak punya uang namun malu untuk meminta kepada orang tua.
Maka langkah yang ditempuh meminta tolong kepada teman maupun kerabat agar kiranya bersedia membantu memberi hotspot agar tugas-tugas kami dapat terselesaikan tepat waktu.
Tak hanya kuota dan jaringan yang jadi masalah bagi kami mahasiswa di pelosok, namun ada-ada saja problema yang kami hadapi setiap kuliah online.
Misalnya, keterbatasan aplikasi yang dimiliki android kami yang tidak memiliki banyak ruang penyimpanan, mendownload aplikasi perkuliahan online seperti Google classroom dan zoom.
Dan juga kadang terjadi kesalahpahaman antara mahasiswa dan dosen yang menghambat perkuliahan online.
Sejak 16 Maret 2020 perkuliahan online dimulai, terhitung sampai hari ini perkuliahan online unismuh sudah berjalan tiga pekan berturut-turut.