UNISMUH.AC.ID,MAKASSAR – Mahasiswa S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh menggelar Pelatihan Menulis Opini untuk media massa. Pelatihan digelar di Gedung Iqra Lantai 9, Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 2 November 2022.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu program mahasiswa S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh yang sedang mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan Perguruan Tinggi (PPL-PT) di Prodi S1 Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar
Ketua Prodi S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh, Kaharuddin PhD mengungkapkan bahwa PPL PT merupakan kegiatan praktik melaksanakan aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni mengajar, meneliti, dan melakukan pengabdian masyarakat.
“Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa S2 kami yakni pelatihan menulis opini untuk media, sangat dibutuhkan oleh mahasiswa S1. Dimana mahasiswa dilatih menuangkan hasil analisis sosial mereka secara tertulis, dan dikirim ke media,” ungkap alumni S3 Universitas Teknologi Malaysia ini.
Keterampilan menulis, kata Kahar, penting dimiliki mahasiswa Sosiologi. “Menulis adalah salah satu cara mahasiswa mengekspresikan kritik sosial agar bisa menggugah dan menggugat ketimpangan dalam tatanan sosial,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Nuramal melaporkan bahwa pelatihan ini diikuti 31 orang mahasiswa, dengan menghadirkan narasumber Kepala Humas Unismuh Hadisaputra.
Selain itu, empat orang mahasiswa S2 Pendidikan Sosiologi berperan sebagai fasilitator. Keempat orang itu, yakni Nuramal Irda Rosa, Sabhiyati, dan Abd Rahman.
“Model pelatihannya, diawali dengan pemberian materi seputar motivasi menulis, keterampilan dasar menulis, serta strategi mengirim opini di media cetak maupun online,” jelas Nuramal.
Namun tidak berhenti di situ, kata mahasiswa S2 Pendidikan Sosiologi Unismuh ini, peserta juga akan didampingi selama sebulan dalam berlatih menulis hingga berhasil mengirimkan tulisannya ke media.
Tips Menulis Opini
Dalam ulasan materinya, Hadisaputra memberikan tips praktis menembus media cetak dan online.
“Dalam menulis opini kita perlu memperhatikan tentang topik-topik yang trend di media. Respon berita-berita tersebut, biasanya dalam surat kabar isu hangat itu ada di halaman 1 atau tajuk rencana,” ungkap Dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh ini.
Selain itu, Hadi juga menyarankan, agar peserta menulis topik sesuai momentum hari-hari besar nasional atau peringatan momentum tertentu.
“Penyebutan identitas juga perlu selaras dengan topik yang ditulis. Hal ini bertujuan meyakinkan redaktur, bahwa kita memang memiliki otoritas menulis topik itu. Misalnya, kalian sebagai mahasiswa FKIP, menulis isu-isu pendidikan, seperti nestapa guru honorer, atau kritik kebijakan Merdeka Belajar,” jelas Hadi.
Namun tips praktis itu, lanjutnya, tidak akan berguna jika mahasiswa tidak memiliki keterampilan dasar menulis, seperti keterampilan membuat kalimat, menyusun paragraf, hingga penempatan tanda baca.
“Meski idenya bagus, tapi ditulis secara amburadul. Tidak jelas subjek predikat objek, koherensi antar kalimat dan paragraf tidak jelas. Belum lagi titik koma penempatannya tidak tepat, biasanya langsung ditolak,” jelasnya.
(Nur Apni)