UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bersama Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) menggelar kegiatan Customs Goes to Campus di Aula Teater I Gift, Gedung Iqra Lantai 2, Selasa, 25 November 2025. Kegiatan ini dipadati ratusan mahasiswa yang sejak pagi antusias memenuhi ruangan hingga melampaui kapasitas yang disediakan panitia.
Acara dibuka oleh Dekan FEB Unismuh Makassar, Dr. Edi Jusriadi, yang menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan institusi negara dalam meningkatkan kualitas pemahaman mahasiswa terhadap dinamika perekonomian nasional. Menurutnya, pembelajaran ekonomi tidak dapat berhenti pada teori, melainkan harus diperkuat melalui interaksi langsung dengan instansi yang mengelola kebijakan publik.
Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Sulbagsel, Dr. Djaka Kusmartana, dalam pemaparannya menjelaskan tugas utama Bea Cukai sebagai penjaga perbatasan negara. Ia menegaskan bahwa Bea Cukai bertanggung jawab mengawasi arus barang impor dan ekspor, termasuk barang-barang kena cukai seperti etil alkohol, minuman beralkohol, dan hasil tembakau. Pemahaman ini, ujarnya, sangat penting bagi mahasiswa ekonomi yang kelak terlibat dalam praktik perdagangan internasional.
Djaka juga menyoroti isu kepabeanan yang saat ini menjadi perhatian nasional, salah satunya maraknya impor pakaian bekas ilegal atau “cakar”. Ia menegaskan bahwa pakaian bekas tidak hanya membawa potensi penyakit, tetapi juga mengancam industri tekstil dalam negeri dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Menurutnya, menjaga stabilitas ekonomi berarti melindungi masyarakat sekaligus memastikan industri nasional tidak terdampak oleh barang ilegal.
Dalam penjelasannya, Djaka memaparkan peran Bea Cukai sebagai Revenue Collector, Community Protector, Trade Facilitator, dan Industrial Assistant. Ia mencontohkan bagaimana fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk dapat membantu industri memperkuat arus kas sehingga mendorong pertumbuhan sektor manufaktur. Pemanfaatan teknologi juga menjadi perhatian, termasuk digitalisasi layanan untuk meningkatkan transparansi dan mengurangi tatap muka guna menjaga integritas pelayanan.
Selain Bea Cukai, kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melalui Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel, Nugroho Adi Wibowo. Dalam wawancaranya, Nugroho menjelaskan bahwa BPDP memiliki mandat mengumpulkan dan menyalurkan dana perkebunan. Mulai tahun depan, BPDP akan menyalurkan dana bagi petani kelapa dan kakao di berbagai daerah di Sulawesi, termasuk program peremajaan tanaman tua dan penguatan sarana prasarana produksi.
Nugroho juga mengungkapkan beberapa tantangan utama dalam penyaluran dana, di antaranya ketidaksiapan administrasi pengusul serta harga komoditas yang saat ini sedang tinggi, membuat sebagian petani enggan melakukan peremajaan. Meski demikian, BPDP terus memperluas dukungan, termasuk pemberian beasiswa bagi anak-anak pekebun yang bekerja sama dengan perguruan tinggi di Sulawesi, dan membuka peluang kolaborasi dengan Unismuh Makassar.
Dalam kesempatan tersebut, Nugroho menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sektor perkebunan. Menurutnya, meski minat mahasiswa terhadap bidang ini belum setinggi sektor teknologi atau industri kreatif, perkebunan tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Karena itu, BPDP mendorong lahirnya inovasi melalui lomba riset mahasiswa yang membuka ruang ide kreatif, baik dari aspek agrikultur, teknologi, kesehatan tanaman, maupun ekonomi.
Wakil Dekan III FEB Unismuh Makassar, Dr. Rendra Anggoro, menyambut baik penyampaian materi dari kedua instansi tersebut. Ia menilai bahwa kolaborasi ini sangat relevan untuk memperluas wawasan mahasiswa, terutama dalam memahami dinamika ekonomi makro, perdagangan global, serta pengelolaan komoditas unggulan nasional yang melibatkan berbagai lembaga strategis negara.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang rangkaian kegiatan, mulai dari sesi materi, diskusi interaktif, hingga pelaksanaan pre-test dan post-test. Banyak mahasiswa yang tetap bertahan mengikuti kegiatan hingga akhir meskipun tidak kebagian tempat duduk. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa sinergi antara kampus dan lembaga negara dapat menghadirkan pengalaman belajar yang komprehensif, aktual, dan berdampak langsung pada perkembangan intelektual mahasiswa FEB Unismuh Makassar.

