November 19, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA UTAMA

Seminar Internasional Faperta Unismuh Makassar Bahas Peran Milenial dalam Transformasi Pertanian

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar Seminar Internasional bertajuk “Milennial Membangun Pertanian Masa Depan” yang dirangkaikan dengan pembukaan Piala Dekan Cup VIII, Rabu, 19 November 2025, di Gedung Iqra I Gift Lantai 2.

Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari Malaysia dan Indonesia untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai tantangan serta peluang inovasi teknologi, inovasi hijau, dan inovasi sosial di sektor pertanian.

Dekan Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, Hajja Dr. Ir. Andi Khaeriyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Piala Dekan Cup bukan sekadar agenda tahunan, tetapi menjadi ruang untuk memperkuat hubungan emosional dan kerja kelembagaan di lingkungan fakultas.

Ia menilai, nuansa Piala Dekan Cup VIII tahun ini terasa berbeda karena untuk pertama kalinya dirangkaikan dengan seminar internasional. “Kolaborasi antara pimpinan fakultas dan lembaga kemahasiswaan menjadi hal penting untuk menyukseskan setiap agenda mahasiswa,” ujarnya.

Seminar internasional tersebut merupakan salah satu implementasi kerja sama antara Fakultas Pertanian Unismuh Makassar dan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia. Kegiatan ini diikuti mahasiswa dari berbagai program studi sebagai langkah mendorong peran generasi milenial dan Gen Z dalam transformasi pertanian melalui penguatan pengetahuan, jejaring, dan kolaborasi lintas institusi.

Tiga pembicara utama hadir, yakni Assoc. Prof. Ts. Dr. Nor Azma Yusuf (Wakil Dekan Bidang Akademik UiTM Malaysia), Ir. Bachtiar Mandjeng (Ketua Umum BPW Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Sulawesi Selatan), dan Dr. Amiruddin (Dosen Agribisnis Unismuh Makassar).

Dalam paparannya, Dr. Nor Azma menekankan bahwa mahasiswa memiliki peluang besar berkontribusi dalam inovasi pertanian, meski tidak seluruhnya berlatar belakang teknologi.
“Kita lihat apa yang ada pada diri kita, apa kemahiran yang kita punya. Tidak semestinya kita jenius dalam IoT. Sedikit demi sedikit kita bisa belajar dan tetap memberi sumbangan bagi pertanian negara,” tuturnya.

Ia juga mendorong mahasiswa memaksimalkan platform kampus dan komunitas untuk mengasah kemampuan dan memperluas jejaring. Menurutnya, inovasi pertanian dapat diwujudkan melalui digital farming solutions, bioteknologi, serta kewirausahaan sosial.

Ketua Umum BPW PSPI Sulawesi Selatan, Ir. Bachtiar Mandjeng, turut memotivasi peserta dengan menekankan pentingnya kapabilitas diri.
“Kalau teman-teman punya knowledge, skill, dan attitude yang bagus, rezeki Tuhan akan mengejar teman-teman,” katanya.

Sementara itu, Dr. Amiruddin menyoroti menurunnya minat generasi muda pada sektor pertanian. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar petani kini berusia lanjut, sementara banyak lulusan pertanian memilih bekerja di sektor lain.
“Fenomena ini menggelitik kita semua. Petani kita adalah petani-petani tua. Pertanyaannya, di mana anak muda yang selalu kita sebut generasi milenial?” ujarnya.

Ia juga menyinggung alih fungsi lahan pertanian menjadi area nonpertanian sebagai ancaman keberlanjutan produksi. Dalam konteks digitalisasi pertanian, ia menegaskan bahwa keberadaan petani muda menjadi kunci agar transformasi pertanian dapat berjalan efektif. Hal ini, katanya, membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam lima subsistem agribisnis.

Ketua BEM Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, Rilian Cahya Mutmainnah, menjelaskan bahwa tema mengenai peran milenial sengaja diangkat untuk membangkitkan kembali antusiasme mahasiswa pertanian. Ia menyebutkan bahwa meski kini berada di era Gen Z, karakter generasi sekarang tetap memiliki potensi menjadi “petani milenial”.

Rilian menambahkan bahwa penggabungan seminar internasional dengan pembukaan Piala Dekan Cup dilakukan demi efisiensi dan memberikan manfaat lebih luas. Jika dipisahkan, menurutnya, antusiasme peserta berpotensi berbeda. Penggabungan keduanya dinilai mampu memperkuat sisi akademik sekaligus menjaga semarak rangkaian kegiatan tahunan fakultas.

Dari sisi penyelenggaraan, panitia menghadapi beberapa tantangan teknis karena baru pertama kali menggunakan Gedung Iqra Gift sebagai lokasi seminar. Tantangan tersebut berhasil diatasi melalui koordinasi intensif dengan tim IT universitas. Untuk meningkatkan jumlah peserta, panitia juga berkoordinasi dengan pimpinan fakultas dan ketua program studi agar sebagian perkuliahan diarahkan ke lokasi kegiatan.

Seminar internasional ini menjadi pembuka rangkaian Piala Dekan Cup VIII yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Panitia berharap kegiatan tersebut dapat memperkuat jejaring mahasiswa, meningkatkan kompetensi, serta menumbuhkan kepedulian generasi muda terhadap keberlanjutan pertanian di masa depan.