UNISMUH.AC.ID, BULUKUMBA — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memperkenalkan inovasi alat pembakaran ikan asap berbasis teknologi hybrid yang dirancang untuk membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di pesisir Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekaligus produktivitas usaha ikan asap masyarakat setempat.
Peresmian dan sosialisasi penggunaan alat tersebut berlangsung pada Minggu (24/8/2025) melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Sebanyak 25 peserta, terdiri dari pelaku UKM dan warga setempat, hadir mengikuti pelatihan yang dipimpin tim dosen Unismuh Makassar, yaitu Muhammad Amin Said selaku ketua bersama Rahmania dan Indriani.
Alat ini dirancang dengan konsep hybrid, memadukan sistem konvensional dengan pemanfaatan energi alternatif. Menurut Muhammad Amin Said, teknologi tersebut dapat menekan penggunaan bahan bakar, menghasilkan proses pembakaran lebih higienis, sekaligus memudahkan mobilitas pelaku usaha.
“Rancang bangun ini portable, mudah digunakan, dan lebih efisien. Harapannya, pelaku usaha bisa meningkatkan kapasitas produksi dengan kualitas yang lebih baik dan harga lebih kompetitif,” ujarnya.
Pelaku UKM menyambut baik kehadiran alat tersebut. Ramppe, salah satu peserta, menuturkan bahwa teknologi ini menjawab persoalan yang selama ini mereka hadapi. “Selama ini kami masih menggunakan tungku sederhana. Dengan alat baru ini, hasil asap lebih merata, rasanya lebih enak, dan daya tahannya lebih lama. Ini bisa membuka peluang pasar lebih besar,” katanya.
Dukungan juga datang dari tokoh masyarakat Kajang, Hj. Sugianti. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi dalam mengembangkan inovasi yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga. “Kami menyambut baik kegiatan ini. Ke depan, kami berharap pelatihan serupa diperluas agar semakin banyak warga pesisir bisa merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Menurut Rahmania, program PKM menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan di kampus dengan kebutuhan nyata masyarakat. “Kami ingin inovasi ini benar-benar diterapkan, bukan hanya berhenti pada prototipe,” katanya. Hal senada disampaikan Indriani yang memastikan tim akan terus melakukan pendampingan dan evaluasi efektivitas alat dalam beberapa bulan ke depan.
Uji coba yang dilakukan peserta menunjukkan hasil positif. Ikan asap yang dihasilkan memiliki aroma lebih kuat, warna merata, dan daya simpan lebih lama dibandingkan metode tradisional. Dengan dukungan akademisi, pemerintah setempat, dan antusiasme masyarakat, inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal peningkatan daya saing produk perikanan lokal sekaligus memperkuat ekonomi kreatif berbasis sumber daya pesisir.