UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memperkuat komitmennya dalam mewujudkan visi Integrated, Green, Islamic, Futuristic (I GIFt) melalui program pengelolaan sampah terintegrasi. Melalui Pusat Solusi Limbah Berkelanjutan atau Sustainable Waste Solutions Center (SWSC), kampus menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Sosialisasi dan Pelatihan Teknis: Pemilahan Sampah dan Prosedur Pengumpulan” bagi seluruh petugas cleaning service, Kegiatan tersebut digelar Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unismuh Makassar lantai 5 Gedung Menara Iqra, Sabtu 23 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Rektor Nomor 494 Tahun 2025 yang menetapkan SWSC sebagai lembaga resmi pengelola sampah kampus. Kehadiran SWSC menjadi tonggak baru dalam tata kelola lingkungan di Unismuh, dengan model pengelolaan terstruktur, berbasis edukasi, serta melibatkan seluruh unsur sivitas akademika.
Pelatihan dibuka langsung oleh Rektor Unismuh Makassar, Dr. Ir. H. Abd. Rakhim Nanda, M.T., IPU. Dalam sambutannya, ia menegaskan dukungan penuh terhadap program SWSC sebagai langkah strategis membangun kampus yang bersih, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Sebelum sesi pelatihan dimulai, Wakil Rektor III, Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., menyampaikan tausiyah pembuka. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan sebagai bagian dari akhlak Islami dan amanah syariat. “Kebersihan bukan hanya soal fisik, tetapi juga bagian dari ibadah,” ujarnya.
Pelatihan menghadirkan dua narasumber utama. Kepala SWSC, Dr. Fatmawati A. Mappasere, M.Si., memaparkan jenis-jenis sampah anorganik serta memperkenalkan sistem Bank Sampah Kampus yang akan segera diterapkan. Sementara itu, Prof. Dr. Syamsia, SP., M.Si., membawakan materi pengelolaan sampah organik, termasuk pembuatan kompos dari limbah dapur dan taman.
Konsep Bank Sampah Kampus menekankan prinsip “menabung sampah.” Sampah anorganik seperti botol plastik, kardus, dan kertas yang telah dipilah akan ditimbang dan dicatat dalam buku tabungan. Hasilnya dapat ditukar menjadi dana sosial, insentif, maupun bentuk pemberdayaan lingkungan produktif lainnya.
“Pelatihan ini bukan sekadar edukasi teknis, tetapi langkah awal membangun budaya ekologis kampus yang Islami dan kolaboratif. Cleaning service adalah garda terdepan dalam perubahan budaya kampus menuju pengelolaan sampah yang berdaya guna,” tegas Dr. Fatmawati.
SWSC memastikan, sosialisasi akan berlanjut ke seluruh elemen kampus, termasuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan lingkungan yang mendukung visi I GIFt, sekaligus meneguhkan Unismuh sebagai kampus yang peduli lingkungan, inovatif, dan bernilai keislaman tinggi.