February 8, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA KAMPUS

Alumni DAD IMM UNM Lakukan Follow-Up di Observatorium Unismuh Makassar: Mengenal AUM hingga KHGT

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Alumni Darul Arqam Dasar (DAD) Kolaborasi IMM Universitas Negeri Makassar (UNM) angkatan 1 tahun 2025 mengunjungi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar pada Jumat, 7 Februari 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tindak lanjut (follow-up) DAD yang dikemas dalam agenda Kampus Tour.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh Hisbullah Salam, pengelola Observatorium Unismuh Makassar. Observatorium ini merupakan fasilitas yang digunakan untuk mengamati benda-benda langit dan fenomena astronomi, berlokasi di lantai 18 Gedung Menara Iqra, Unismuh Makassar.

Dalam sesi perkenalan, Hisbullah menjelaskan tentang Muhammadiyah dan amal usahanya sebelum beralih ke topik Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), sebuah produk ijtihad progresif yang dikembangkan oleh Muhammadiyah di abad kedua.

“Saat ini, perbedaan penanggalan sering menjadi sumber ketidaksepakatan, terutama dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Hal ini menunjukkan kurangnya kontribusi Islam dalam menciptakan sistem penjadwalan waktu yang diterima secara global di era modern ini,” ujar Hisbullah.

Menurutnya, mayoritas masyarakat masih bergantung pada otoritas tertentu tanpa mempertimbangkan perkembangan teknologi dan sains, seperti penggunaan teleskop atau perhitungan hisab—yakni metode astronomis dan matematis dalam menentukan posisi bulan dalam kalender hijriah.

“Sementara itu, kalender Miladiyah (Masehi) menjadi penanggalan dominan secara global. Sayangnya, sistem kalender Islam sendiri belum memiliki standar tunggal yang diakui secara global,” lanjutnya.

KHGT bertujuan untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia dengan menetapkan satu hari dan satu tanggal yang sama. KHGT berlandaskan pada tiga pilar utama, yakni prinsip, syarat, dan parameter (PSP).

“Prinsipnya adalah menerima perhitungan (hisab) sebagai metode yang sah dalam menentukan awal bulan hijriah. Persatuan ini pernah hampir terwujud, namun terkendala berbagai syarat dan perbedaan pandangan antar organisasi besar di Indonesia, seperti NU dan Muhammadiyah,” jelas Hisbullah.

Syarat dalam KHGT mengacu pada penggunaan metode perhitungan hisab dan pengamatan rukyat dengan teknologi modern, seperti teleskop. “Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: ‘Berpuasalah pada hari ketika kalian semua berpuasa, dan ber-Idulfitrilah pada hari ketika kalian semua ber-Idulfitri,’” tambahnya.

Adapun parameter KHGT melibatkan penggunaan data astronomis yang konsisten serta penetapan standar global yang tidak bergantung pada perbedaan geografis atau waktu lokal. “Dengan menerapkan KHGT, umat Islam tidak hanya akan memiliki kalender yang seragam, tetapi juga menunjukkan kontribusi Islam dalam sains dan teknologi modern, sekaligus membangun persatuan umat secara global,” tegas Hisbullah.

Setelah pemaparan materi, sesi diskusi interaktif berlangsung antara narasumber dan peserta. Kunjungan ditutup dengan sesi pengamatan menggunakan teleskop serta foto bersama sebagai kenang-kenangan.