UNISMUH.AC.ID, SORONG — Tim dari Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN), bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Makassar, menggelar kegiatan sosialisasi di Kampung Arar, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (5/11/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah air cucian udang Kasia menjadi pupuk organik cair, sebagai bagian dari program Kosabangsa yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan limbah ramah lingkungan.

Dipimpin oleh Sulfiana, SPi, MSi dari Fakultas Perikanan dan Nur Abu SSi, MSc dari Prodi Teknik Lingkungan UNAMIN, tim ini melibatkan para ahli lintas bidang yang memberikan edukasi kepada masyarakat setempat. Dr Andi Rahayu Anwar, SP, MSi, dan Dr Ir Rahmi, SPi, MSi, IPU, dari Unismuh Makassar turut hadir sebagai pendamping dalam kegiatan ini.

Sosialisasi ini diikuti oleh dua kelompok masyarakat lokal, yaitu Kelompok Nelayan Kasia dan PKK Kasia, yang tampak antusias menerima pelatihan.

Dalam pelatihan ini, Sulfiana, SPi, MSi dari Fakultas Perikanan Unamin selaku Mitra Pelaksana menyampaikan bahwa tim menjelaskan cara mengolah air cucian udang Kasia, yang biasanya dianggap limbah, menjadi pupuk organik cair yang kaya nutrisi.

“Cairan ini dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman lokal. Proses pembuatan pupuk ini cukup sederhana dan ramah lingkungan, sehingga masyarakat dapat menerapkannya dengan mudah,”

Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa Kami ingin masyarakat menyadari potensi dari limbah yang sering kali dianggap tidak bernilai. Air cucian udang mengandung nutrisi yang sangat baik untuk tanaman.

“Dengan mengolahnya menjadi pupuk organik cair, kita tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga memberikan alternatif pupuk bagi masyarakat,” ujar Sulfiana.

Sementara itu, Dr Rahmi menambahkan kegiatan ini diharapkan dapat membawa dampak positif secara ekonomi dan lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah air cucian udang sebagai pupuk, masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

“Sekaligus mengurangi limbah yang terbuang ke lingkungan. Ini adalah langkah kecil dengan dampak besar untuk keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Kampung Arar Nurdin Rumaur mengapresiasi inisiatif yang dilakukan kedua perguruan tinggi tersebut dengan harapan program ini dapat berlanjut dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung pertanian lokal.

Rencana tindak lanjut meliputi pelatihan pembuatan pupuk organik cair secara mandiri, pendampingan untuk penerapan di lahan pertanian, serta evaluasi keberhasilan program.

“Diharapkan masyarakat Kampung Arar dapat memanfaatkan limbah air cucian udang Kasia secara optimal, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan memperkuat ketahanan pangan lokal,” tutupnya.

Pembiayaan program Kosabangsa ini didukung oleh DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat) Kemendikbudristek melalui surat keputusan No: 1122/LL14/PG.02.00/KOSABANGSA/2024 dan 214/KTK/II.3.AU/K/2024 pada tahun 2024.

Leave a Reply