GOWA — Rendahnya kemampuan literasi masyarakat, khususnya dalam hal membaca dan menulis, masih menjadi tantangan besar di berbagai daerah. Salah satunya adalah Kampung Butta Ejayya, Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Untuk mengatasi hal ini, dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menginisiasi gerakan literasi inklusif dengan membentuk komunitas belajar sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan buta aksara.
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dilaksanakan pada Jumat (6/9/2024) di Kampung Butta Ejayya, sebagai bagian dari Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Tiga dosen, yakni Dr. Haniah, M.Pd., Dr. Maemunah, M.Pd., dan Dr. Asnaeni, M.Pd., memberikan penyuluhan mengenai pentingnya literasi berbasis komunitas.
“Kami hadir untuk berdiskusi mengenai pentingnya keterampilan literasi. Ini menjadi bekal untuk mendampingi anak-anak dan meningkatkan kualitas hidup,” kata Dr. Haniah.
Senada dengan itu, Dr. Maemunah menambahkan bahwa gerakan literasi hingga ke tingkat desa akan mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan. “Meskipun kita tidak bersekolah tinggi, kita harus mendorong anak-anak untuk terus melanjutkan pendidikan,” ujarnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta, mayoritas ibu-ibu. Di akhir acara, tim dosen membantu peserta membentuk komunitas belajar yang akan berfungsi sebagai wadah untuk meningkatkan keterampilan literasi. “Komunitas ini diharapkan menjadi tempat bertukar pengetahuan dan keterampilan, dan kami akan mendampingi mereka secara berkala,” ungkap Nur Riswandy Marsuki, dosen Sosiologi Unismuh yang memimpin kegiatan ini.
Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar, yang baru saja meraih akreditasi unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.