UNISMUH.AC.ID., Makassar — Andi Ratu Panca Indriani, mahasiswi profesi dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar, meraih Juara Harapan I pada kategori Karya Ilmiah Kompetisi Produk dalam ajang Gebyar Academia, Business, and Government Collaboration (ABG Collaboration) yang digelar Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Pengumuman pemenang berlangsung di Kantor Pusat BPOM RI, Jakarta, Ahad, 16 November 2025.
Kompetisi yang berlangsung pada 15–16 November 2025 itu merupakan bagian dari program kolaborasi BPOM dengan perguruan tinggi serta industri obat dan makanan dari dalam dan luar negeri. Tahun ini, ajang tersebut diikuti 87 perguruan tinggi dari berbagai wilayah Indonesia, dan menyeleksi 13 tim untuk melaju ke babak semifinal.
Indri meraih penghargaan melalui produk inovatif Smart Hydropatch, plester cerdas berbasis hidrogel yang dikembangkan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan lebih baik bagi pengguna. Produk tersebut dinilai dewan juri setelah melalui tahapan registrasi, seleksi gambaran produk, serta presentasi akhir yang menekankan aspek metodologi dan potensi pengembangan.
“Sejak awal saya ingin membuat plester yang tidak menimbulkan iritasi dan tetap nyaman digunakan dalam waktu lama,” ujar Indri, saat dikonfirmasi Jumat, 28 November 2025
Ia menjelaskan, konsep Smart Hydropatch berangkat dari keluhan pengguna plester konvensional yang kerap mengalami kemerahan dan rasa panas pada kulit. Menurut dia, inovasi kesehatan idealnya tumbuh dari kebutuhan masyarakat dan riset mahasiswa dapat menjadi jembatan menuju penguatan industri kesehatan nasional.
Ia berharap produknya dapat dikembangkan lebih lanjut. “Harapan saya, Smart Hydropatch bisa masuk tahap produksi yang lebih serius dan diperkenalkan ke publik secara lebih luas,” katanya.
Dekan FKIK Unismuh Makassar Prof Suryani As’ad menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut. Ia menegaskan bahwa fakultas berkomitmen mendorong mahasiswa aktif melakukan penelitian dan menghasilkan karya ilmiah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Saya berharap semakin banyak mahasiswa terdorong mengembangkan produk berbasis riset yang memberi manfaat nyata bagi publik,” ujarnya.

