November 27, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA KAMPUS

Fastabiqul Khairat Fest 2025: IMM FKIK Unismuh Bangun Dokter Masa Depan yang Cerdas dan Berakhlak

UNISMUH.AC.ID, Makassar — Di tengah tantangan dunia kesehatan yang terus berubah, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Pikom IMM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar menunjukkan komitmen berbeda: membentuk calon tenaga kesehatan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi matang secara moral. Komitmen ini tercermin dalam penyelenggaraan Fastabiqul Khairat Fest 2025, Ahad, 23 November 2025 di MaxOne Hotel Makassar, yang diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai angkatan.

Ketua Panitia Fastabiqul Khairat Fest 2025, Muh. Faiz Rivai Pagessa, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kegiatan yang menjadi penutup rangkaian sosialisasi pada 19–20 November 2025. “Alhamdulillah seluruh rangkaian berjalan sesuai harapan. Peserta responsif dan antusias sampai akhir acara,” ujar Faiz.

Dokter Masa Depan Harus Cerdas dan Berakhlak

Mengangkat tema “Generasi Cerdas Berakhlak: Membangun Self-Control dan Etika Sosial dalam Perspektif Islam,” kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan kedokteran tidak berhenti pada penguasaan konsep, keterampilan klinis, atau capaian akademik. Ada dimensi lain yang sama penting: kemampuan mengendalikan diri, memahami orang lain, dan menjaga akhlak dalam profesi yang bersentuhan langsung dengan manusia.

“Tema tentang self-control sangat relate dengan keadaan zaman saat ini,” tegas Faiz. Menurutnya, kemampuan mengelola diri adalah fondasi utama dalam profesi kesehatan yang menuntut ketenangan, empati, dan akhlak kerja.

Dua Pilar Karakter

Pikom IMM menghadirkan dua pemateri utama, yakni Ustadz Abd. Rasul Amin dan Ustadz Muhammad Fakhrurrazi Anshar. Mereka menyampaikan esensi karakter Islam dalam konteks kehidupan sosial dan dunia profesional.

Dalam materinya, Ustadz Rasul Amin menekankan tanggung jawab personal seorang insan. Ia mengingatkan peserta untuk “before you open your mouth, open your mind,” sebuah pesan yang sangat relevan bagi calon tenaga kesehatan yang akan sering berhadapan dengan situasi emosional dan keputusan cepat. Menurutnya, manusia tidak bisa mengendalikan perlakuan orang lain, tetapi selalu bisa mengendalikan diri untuk menghadirkan kebaikan.

Sementara itu, Ustadz Fakhrurrazi menyoroti empati dan kesucian hati sebagai elemen penting moralitas. Mengutip Surah At-Taubah ayat 128 dan hadis “At-thuhuru syathrul iman”, ia menegaskan bahwa kebersihan fisik tidak selalu mencerminkan kebersihan batin. “Orang yang suci sudah pasti bersih, tapi orang yang bersih belum tentu suci,” ujarnya.

Peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi diskusi. Bagi Faiz, interaksi aktif tersebut menjadi momen paling berkesan karena menunjukkan bahwa materi benar-benar menyentuh kegelisahan dan kebutuhan peserta.

Faiz menyampaikan harapan besar agar kegiatan serupa terus berlanjut dan berkembang. “Saya sangat bangga dan puas karena harapan kami terwujud. Semoga kegiatan seperti ini terus ada, menebar manfaat, dan tumbuh lebih besar hingga skala yang lebih luas,” ungkapnya.