October 21, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA KAMPUS

IMM FISIP Unismuh Teguhkan Tradisi Intelektual Lewat Temu Kader SKB “TEKAD”

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali meneguhkan komitmennya terhadap gerakan intelektual dan kaderisasi profetik melalui kegiatan Temu Kader Sekolah Kebangsaan (SKB) bertajuk “TEKAD”. Jum’at 17 Oktober 2025.

Kegiatan yang digelar di Sekretariat PIKOM IMM FISIP ini menghadirkan salah satu pendiri SKB, Nawir Mihsan, S.Sos, sebagai narasumber utama. Acara dimoderatori oleh Akmal Aslam, Jenderal SKB XII, dan diawali dengan pengantar oleh Nur Ilham, Jenderal SKB XI yang kini menjabat Ketua Bidang Hikmah PKP PIKOM IMM FISIP periode 2025–2026.

Bagi para kader, kegiatan ini menjadi ruang reflektif untuk menelusuri perjalanan panjang SKB sebagai laboratorium ide dan praksis gerakan kader IMM di tingkat komisariat.

Dari Gagasan hingga Ruang Militansi Kader

Dalam sesi refleksi, Nawir Mihsan menuturkan bahwa pendirian SKB pada 2013 tidak lahir dari keinginan membentuk lembaga baru semata, melainkan dari dinamika sosial dan organisasi yang tengah bergejolak.

“SKB adalah jawaban atas krisis militansi dan arah gerakan kader yang saat itu terbelah oleh konflik internal maupun eksternal. Ia hadir sebagai ruang penyadaran, pematangan, dan pemurnian idealisme kader IMM,” ujar Nawir.

Gagasan pendirian SKB telah berproses sejak 2011 hingga 2012. Di tengah situasi fakultas yang dinamis, kader IMM FISIP merasa perlu menghadirkan wadah kaderisasi alternatif yang lebih ideologis, substantif, dan membumi. SKB kemudian tumbuh menjadi simbol perlawanan terhadap apatisme sekaligus ruang pembumian nilai-nilai ke-IMM-an dalam konteks sosial kampus.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Nur Ilham menegaskan bahwa TEKAD bukan sekadar tema, melainkan ruh bagi setiap kader SKB.

“Kader SKB dituntut tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga bergerak dengan kesadaran historis dan tanggung jawab sosial. SKB bukan sekadar ruang belajar, melainkan tempat penempaan watak gerakan,” ujarnya.

Para kader sepakat bahwa di tengah perubahan zaman, SKB harus tetap menjadi arena lahirnya intelektual organik—kader yang berpikir tajam, berani bersikap, namun tetap berpegang pada etika gerakan dan nilai-nilai Muhammadiyah.

Spirit Keberlanjutan Gerakan IMM

Temu kader ini tidak sekadar menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga wadah refleksi terhadap nilai dasar yang selama ini dipegang teguh: solidaritas, loyalitas, dan kecintaan terhadap IMM. Melalui semangat porsa dan jiwa kebangsaan yang tertanam kuat, SKB berupaya melahirkan kader yang berkarakter, berintegritas, dan siap mengambil peran di ruang sosial-politik kampus.

Dalam penutupan kegiatan, para peserta menegaskan bahwa SKB tidak boleh berhenti sebagai kenangan organisasi, melainkan harus terus menjadi medan praksis dan dialektika gagasan. Bagi mereka, SKB bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga masa depan gerakan intelektual IMM FISIP Unismuh Makassar.

Salah seorang peserta menyampaikan,

“SKB bukan sekadar sekolah, tapi tempat kami belajar menjadi manusia yang berpikir dan berjuang.”

Dengan semangat itu, SKB terus menegaskan eksistensinya: bahwa gerakan kader bukan diukur dari banyaknya aktivitas, melainkan dari sejauh mana nilai perjuangan mampu dihidupkan kembali dalam tindakan.