September 29, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA KAMPUS

Unismuh Makassar Kukuhkan Lima Guru Besar, Prof. Kasifah Angkat Riset Kesuburan Tanah

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Suasana Balai Sidang Muktamar ke-47 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Senin, 29 September 2025, terasa penuh haru dan kebanggaan. Dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, lima dosen resmi dikukuhkan sebagai guru besar. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Hj. Kasifah, M.P (Ilmu Kesuburan Tanah Pertanian dan Lingkungan), Prof. Dr. Agustan, S.Pd., M.Pd (Pendidikan Matematika), Prof. Hartono Bancong, S.Pd., M.Pd., Ph.D (Eksperimen Pembelajaran Fisika), Prof. Dr. Rukli, M.Pd (Evaluasi Pendidikan), dan Prof. Dr. Asriati, S.E., M.Si (Ilmu Ekonomi).

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dibacakan Wakil Rektor II, Dr. Ihyani Malik, disusul pembacaan biodata oleh Wakil Rektor I, Prof. Andi Sukri Syamsuri. Rektor Unismuh, Dr. Abdul Rakhim Nanda, mengingatkan, “Guru besar itu hampir sama dengan kiai. Orang segan menegur kalau salah. Maka refleksi diri dan introspeksi pribadi adalah keharusan.”

Perjuangan Kasifah

Prof. Kasifah lahir di Bulu, Kabupaten Bone, tahun 1966. Ia mengenyam pendidikan dasar di SD No. 44 Kading (1978), melanjutkan ke SMPN 1 Watampone (1981) dan SMA Negeri 156 Watampone (1984).

Kecintaannya pada tanah mengantarnya kuliah di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, lulus 1989. Gelar magister diperolehnya 1997, masih di Unhas, dengan predikat cum laude. Perjalanan akademiknya berpuncak di Universitas Brawijaya, Malang, dengan gelar doktor Ilmu Pertanian pada 2014, lulus dengan predikat pujian.

Dalam pidatonya, ia mengenang pesan ibunya, Hj. Saenab: “Namo aga pole, aja lalo mupajai masiikolah nak” (Apa pun yang terjadi, jangan pernah berhenti sekolah). Pesan itu, katanya, menjadi bahan bakar perjuangannya hingga ke podium tertinggi akademik.

Di balik pencapaian itu, Kasifah menyebut keluarga sebagai tiang utama. Kepada suami, Andi Nurson Petta Pudji, S.Ag., M.Pd.I., ia mengucap terima kasih atas dukungan dalam dinamika hidup.
Ia mendedikasikan gelar profesor ini untuk anak-anaknya: Aditya Chandra Meinaldy, Rika Musriani, Andika Surya Rachmat, Andi Muhammad Ma’mun Nizham, dan Azaira Elshanum Aditya. “Kalian penyejuk hati saat mama goyah,” ucapnya lirih.

Jejak Akademik dan Organisasi

Kasifah bergabung dengan Unismuh Makassar sejak 1990-an. Ia dipercaya memimpin berbagai program studi: Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (2001–2007), Ketua Prodi Agribisnis (2007–2010), dan Ketua Prodi Agroteknologi (2017–2022).

Aktivitasnya meluas di organisasi profesi: anggota PERAGI, PERHORT, Forum Dosen Indonesia, pengurus PISPI, hingga Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI). Ia juga aktif di komunitas Aisyiyah Unismuh Makassar dan Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone.

Dalam lima tahun terakhir, Kasifah aktif meneliti kompos, fosfor, dan lahan marginal. Publikasinya di jurnal internasional bereputasi antara lain, Application of rice straw and corn straw compost for enhancing phosphorus availability in ultisol and corn plants (Cleaner Waste Systems, Q2, 2025), dan Utilization of Vegetable Waste Compost to Improve Nutrient Availability and Boost Pakcoy Growth on Nutrient Deficient Alfisols (Sustainable Chemistry for Climate Action, Q1, 2025).

Ia juga memegang beberapa hak cipta, termasuk metode pembuatan pupuk organik dari kacang tanah (2022) dan aplikasi kompos jerami padi–jagung untuk tanah Ultisol (2025).

Penghargaan demi penghargaan diraihnya: Alumni Terbaik S1 Unhas (1989), Alumni Terbaik Pascasarjana Unhas (1997), Satyalancana Karya Satya 10, 20, dan 30 tahun dari Presiden RI, serta Wisudawan Terbaik II Doktor Universitas Brawijaya (2014).

Riset yang Membumi

Dalam pidato pengukuhan, Kasifah menegaskan pentingnya riset yang berpihak pada petani. Konsep KAHF (Kompos Aktif Humat-Fulvat) menjadi pilar gagasannya. Penelitian menunjukkan Ca-P bisa turun 67 persen, P-tersedia naik hingga sepuluh kali lipat, memberi dampak nyata bagi tanaman jagung.

“Kompos bukan sekadar pupuk organik, tapi mesin penggerak kehidupan tanah,” ujarnya.

Di mata rekan dan mahasiswa, Prof. Kasifah adalah akademisi yang membumi, ulama dalam ilmu tanah, sekaligus ibu yang setia menanamkan semangat belajar. Dari Bone ia melangkah jauh, membawa pesan sederhana orang tua: jangan berhenti sekolah.

Kini, di podium Guru Besar Unismuh, pesan itu menjelma menjadi warisan bagi generasi akademik berikutnya.