September 29, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA KAMPUS

Hartono Bancong Toreh Sejarah Baru, Jadi Guru Besar Termuda Unismuh

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Rapat Senat Terbuka Luar Biasa yang dipimpin Rektor Unismuh Dr Ir Abdul Rakhim Nanda, resmi mengukuhkan Hartono Bancong resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Eksperimen Pembelajaran Fisika di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar di Gedung Balai Sidang Muktamar Unismuh, Senin 29 September 2025.

Dalam pidato pengukuhan berjudul “Transformasi Eksperimen Pembelajaran Fisika: Dari Galileo ke Virtual Physics Laboratory”, Hartono menyoroti perlunya inovasi pembelajaran fisika agar siswa tak hanya menghafal hukum, tapi juga merasakan proses penemuan ilmiah.

Menurutnya, eksperimen adalah jembatan antara teori dan kenyataan. “Tanpa eksperimen, teori hanyalah dugaan. Tanpa teori, eksperimen hanya permainan,” tegasnya. Hartono menilai pembelajaran fisika di sekolah masih sebatas cookbook experiment—sekadar mengikuti prosedur—dan jarang memberi ruang bagi siswa untuk berpikir kritis.

Sebagai solusi, Hartono memperkenalkan Virtual Physics Laboratory berbasis teknologi Virtual Reality (VR). Laboratorium maya ini memungkinkan siswa memanipulasi variabel, mengamati fenomena tiga dimensi, hingga melakukan eksperimen monumental seperti Michelson–Morley atau efek fotolistrik secara interaktif.

“VR membuat batas antara eksperimen nyata dan thought experiments menjadi kabur. Siswa tidak hanya membayangkan, tapi juga mengalami langsung,” ujarnya.

Hartono telah meneliti teknologi ini sejak 2016. Tahun 2022, ia mengembangkan simulasi VR Hukum Kirchoff, disusul eksperimen efek fotolistrik (2023) dan Michelson–Morley (2024). Tahun ini, ia berkolaborasi dengan Universiti Teknologi MARA Malaysia untuk membangun kesadaran sains di kalangan mahasiswa Muslim.

Ke depan, Hartono memimpikan laboratorium virtual global yang menghubungkan mahasiswa dari berbagai negara. “Bayangkan mahasiswa di Makassar dan peneliti di Korea melakukan eksperimen bersama dalam ruang virtual yang sama,” katanya.

Ia menutup pidato dengan menegaskan bahwa gelar guru besar adalah awal dari tanggung jawab baru. “Tugas saya adalah meneliti dengan kesungguhan, mengajar dengan ketulusan, dan menginspirasi dengan keteladanan,” pungkasnya.

Prof Hartono Bancong, Ph.D. kini tengah diperbincangkan di kalangan akademisi. Lahir di Tontonan, Enrekang, tahun 1988, Hartono resmi menyandang gelar guru besar di usia 36 tahun. Ia pun menjadi profesor termuda di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Hartono bukan sekadar akademisi. Ia peneliti, inovator, sekaligus penggerak transformasi pendidi43kan fisika berbasis teknologi. Keahliannya merentang dari virtual reality, augmented reality, hingga pendidikan berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics). Topik kajian yang ia tekuni—physics education dan physics experiments—ia dorong hingga melahirkan inovasi-inovasi yang mengguncang ruang kelas fisika.

Pendidikan formal Hartono membentang panjang. Dari SD Negeri 104 Tontonan, ia melangkah ke MTsN dan MAN Baraka, lalu menuntaskan sarjana dan magister pendidikan fisika di Universitas Negeri Makassar. Puncaknya, ia meraih gelar doktor di Seoul National University, Korea Selatan (2016–2020).

Kariernya di Unismuh meroket. Ia pernah menjabat Sekretaris dan Ketua Divisi Pengembangan Produktivitas SDM di BAPEPAN-MTI sebelum kini dipercaya memimpin Unismuh Global Excellence Center (UGEC)—pusat unggulan yang ia rancang untuk mendorong Unismuh menuju kampus kelas dunia.

Dalam lima tahun terakhir, Hartono aktif terlibat dalam berbagai program pemerintah: dari Wirausaha Merdeka hingga Program Penguatan PTS Kemitraan. Ia juga menjadi peneliti lintas negara bersama UiTM Malaysia, mengembangkan aplikasi VR-APEEL untuk eksperimen efek fotolistrik.

Produktivitas publikasinya mencolok. Lebih dari 50 artikel ilmiah ia hasilkan di jurnal nasional dan internasional bereputasi, termasuk Physics Education dan Discover Education. Tak hanya artikel, ia menulis enam buku, salah satunya “STEAM Education: Konsep, Integrasi dan Masa Depan” yang menjadi rujukan para pendidik.

Pengabdian masyarakat tak luput dari perhatiannya. Tahun ini, ia menginisiasi program “Membangun Kesadaran Sains di Komunitas Muslim melalui Laboratorium Virtual Reality”—sebuah gebrakan untuk membawa teknologi sains modern ke akar rumput.

Dengan kombinasi akademik, riset, dan kiprah sosial, Hartono Bancong menjelma sebagai wajah baru dunia pendidikan tinggi di Indonesia Timur. Sosoknya menandai lahirnya generasi profesor yang tak hanya berkutat di laboratorium, tapi juga membuka jalan bagi inovasi pembelajaran abad 21.