September 26, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA KAMPUS

Sekolah Advokasi Unismuh Makassar: Menempa Kritis, Menjadi Aksi untuk Pertanian Berkelanjutan

    UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyelenggarakan Sekolah Advokasi pada 24–25 September 2025 di Aula Fakultas Pertanian. Kegiatan ini menjadi ruang penguatan kapasitas mahasiswa dalam kepemimpinan, keterampilan advokasi, serta pemahaman isu kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan mahasiswa dan pembangunan pertanian berkelanjutan.

    Acara tersebut dihadiri Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Ir. Muhammad Ikbal, S.Pi., M.Si., Wakil Dekan IV Dr. Ir. Nurdin Mappa, M.M., Presiden BEM Unismuh Makassar, pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta perwakilan himpunan mahasiswa se-Fakultas Pertanian.

    Ketua BEM Fakultas Pertanian, Rilian Cahya Mutmainnah, menegaskan pentingnya advokasi sebagai bekal gerakan mahasiswa. “Mahasiswa bukan hanya menuntut ilmu di ruang kelas, tetapi juga memiliki peran sebagai agen perubahan dan kontrol sosial. Melalui Sekolah Advokasi, kita ditempa untuk lebih kritis membaca realitas, terampil mengolah data, tajam dalam argumentasi, serta bijak dalam menentukan strategi gerakan. Harapan saya, kegiatan ini tidak berhenti pada wacana, tetapi melahirkan kader advokat mahasiswa yang siap bergerak,” ujarnya.

    Presiden BEM Unismuh Makassar, Muh. Hasby Assidiq, menambahkan bahwa advokasi harus diwujudkan sebagai gerakan nyata yang berpihak pada rakyat. “Hari ini kita tidak hanya bicara soal advokasi, tetapi juga tentang masa depan kampus dan bangsa. Mahasiswa Fakultas Pertanian harus menjadi garda terdepan yang memberikan kontribusi nyata, baik di dalam maupun di luar kampus,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian, Ir. Muhammad Ikbal, S.Pi., M.Si., menekankan pentingnya pola pikir kritis yang berorientasi pada solusi konkret. “Dalam berpikir kritis, mahasiswa harus berdisiplin, menawarkan solusi yang solutif, serta selalu berorientasi pada kepentingan masyarakat, mulai dari menciptakan lapangan kerja hingga meningkatkan kesejahteraan petani. Dari kampus, pola pikir kritis itu harus diwujudkan dalam aksi nyata yang berkelanjutan,” tuturnya.