September 18, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA UTAMA

Unismuh Makassar Jadi Tuan Rumah Rakornas Ma’had PTMA: Tegaskan Peran Strategis Kaderisasi, Pendidikan, dan Dakwah

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ma’had Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Kegiatan ini dibuka secara resmi, Kamis, 18 September 2025, di Aula Teater I GIFt, Lantai 2 Gedung Iqra, Kampus Unismuh Makassar.

Acara yang berlangsung 18–20 September 2025 ini mempertemukan para direktur Ma’had, pimpinan perguruan tinggi, dan pengurus pusat Muhammadiyah untuk membahas penguatan peran Ma’had dalam bidang pendidikan, dakwah, dan kemanusiaan

Rakornas tahun ini mengangkat tema “Optimalisasi Peran Strategis Ma’had dalam Pengembangan Tata Kelola Bidang Pendidikan, Dakwah, dan Kemanusiaan yang Unggul dan Berkemajuan di Indonesia”. Tema ini dipilih untuk menegaskan kembali fungsi Ma’had sebagai pusat kaderisasi ulama sekaligus penguatan misi dakwah Muhammadiyah

Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah Prof Ahmad Muttaqin.

Acara dimulai dengan sambutan Ketua Komite Pengawas Ma’had PTMA Abd Basith, Lc., M.Pd.I., serta Rektor Unismuh Makassar Abdul Rakhim Nanda. Hadir pula pendiri Asia Muslim Charity Foundation (AMCF), Syeikh Dr. Mohd. MT Khoory.

Forum Strategis Kaderisasi

Ketua Komite Pengawasan Ma’had PTMA, Abd Basith, menegaskan Rakornas bukan sekadar silaturahmi, tetapi ruang evaluasi dan perumusan strategi bersama. Ia menyebut Rakornas perdana ini sebagai “momen tepat setelah bubur dingin”, metafora bahwa koordinasi nasional baru digelar saat kondisi sudah lebih matang. Pemilihan Makassar sebagai tuan rumah disebut tepat karena Ma’had Al-Birr Unismuh adalah Ma’had pertama hasil kerja sama AMCF dan kini menjadi model nasional.

Kiprah Ma’had Al-Birr Unismuh

Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rahim Nanda, dalam sambutannya menekankan bahwa sejak berdiri pada 1996, Ma’had Al-Birr telah menjadi bagian integral kampus. Integrasi kurikulum dengan Prodi Bahasa Arab bahkan menjadi cikal bakal penguatan akademik dan spiritual. Ia menyebut, “Ma’had Al-Birr kini menjadi rujukan, alumninya turut mengharumkan Muhammadiyah di level nasional hingga internasional.”

Unismuh juga mengembangkan program beasiswa penuh bagi penghafal Al-Qur’an, sebagai bentuk komitmen menjadikan kampus dan Ma’had sebagai pusat kaderisasi ulama berkemajuan.

Pendiri AMCF, Syekh Dr. Mohd. MT Khoory, hadir memberi penekanan pada pentingnya bahasa Arab sebagai kunci dakwah dan ilmu syariah. Ia mengkritisi fenomena mahasiswa prodi Bahasa Arab yang justru tidak menguasai bahasa tersebut. “Bahasa Arab bukan hanya bahasa saya, tapi bahasa Al-Qur’an dan semua umat Islam,” tegasnya, seraya mendorong PTMA lebih serius dalam penguatan kompetensi dasar kader dakwah.

Muhammadiyah Butuh Kaderisasi Kuat

Prof. Ahmad Muttaqin, Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan, tidak ada organisasi besar yang berhasil tanpa kaderisasi. Dengan 163 PTMA dan lebih dari 56 yang memiliki asrama, serta 400 lebih pesantren, keberadaan Ma’had menjadi pilar penting regenerasi. “Alumni Ma’had sudah tersebar luas, bahkan ada yang jadi Wakil Gubernur di Papua. Suatu saat, tidak mustahil jika alumni Ma’had menjadi menteri bahkan presiden,” katanya.

Muttaqin juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik. Muhammadiyah kini memiliki sekitar 40 juta warga, dengan penerima manfaat kegiatan mencapai 200 juta orang. Karena itu, kerja sama dengan mitra seperti AMCF harus dijaga agar berkelanjutan dan memberi manfaat nyata.

Agenda Masa Depan

Selama tiga hari, peserta mengikuti diskusi panel dan FGD yang membahas tata kelola, praktik terbaik, hingga tantangan pengembangan Ma’had.

Hadir 22 Ma’had dari seluruh Indonesia, dengan hanya tiga berhalangan. Forum menghasilkan rekomendasi praktis yang akan dibawa ke Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sebagai pedoman nasional.

Rakornas menegaskan tiga ranah utama Ma’had: pendidikan, dakwah, dan kemanusiaan. Dari integrasi kurikulum, penguatan bahasa Arab, kaderisasi ulama, hingga kolaborasi dengan AMCF dalam bidang sosial. Selain agenda akademik, panitia juga mengajak peserta mengenal ikon Kota Makassar seperti Pantai Losari dan Masjid 99 Kubah untuk mempererat kebersamaan.