August 1, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA UTAMA

Profil Rukli, Guru Besar Pendidikan Matematika Unismuh Makassar: Kisah Ketekunan dan Kecintaan pada Ilmu Pengetahuan

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Di tengah hiruk-pikuk akademisi yang sibuk mengejar gelar dan prestasi, nama Dr. Rukli, M.Pd., M.Cs. mencuat bukan sekadar karena ia kini resmi menyandang gelar Guru Besar Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Lebih dari itu, perjalanan hidupnya mencerminkan kombinasi antara akar tradisi Bugis yang kokoh, kecintaan pada ilmu, dan ketekunan tanpa henti.

SK Pengangkatan Jabatan Akademik Guru Besar Rukli diserahkan pada Rabu, 30 Juli 2025 di Aula Ridwan Saleh Mattayang, Kantor LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi, Makassar. Penyerahan ini bukan hanya simbol kenaikan jabatan, tetapi penanda atas jejak panjang perjuangan intelektual dari seorang anak petani sederhana di pelosok Sidrap.

Anak Petani dari Lajoa

Lahir di dusun Cacaleppeng, Lajoa, pada 2 Maret 1968, Rukli adalah anak dari pasangan Dawi bin Hajja, seorang pensiunan legiun veteran, dan Sanang binti Talibbe, ibu rumah tangga yang sarat nilai hidup. Di tengah kehidupan kampung yang bersahaja dan jauh dari hiruk-pikuk kota, ia tumbuh dengan nilai-nilai sipakatau, sipakainge, dan sipakalebbi yang menjadi etika hidup masyarakat Bugis.

Jenjang pendidikan dasarnya ia lalui di SDN 85 Cacaleppeng, kemudian ke SMPM Lajoa, dan SMAN Cangadi, sebelum melangkah ke dunia perguruan tinggi di IKIP Ujung Pandang, menekuni Pendidikan Matematika. Ia menyelesaikan D3 pada 1989 dan S1 pada 1992. Tak berhenti di sana, Rukli meneruskan pendidikan S2 di IKIP Yogyakarta (1995–1998) dalam bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.

Tak puas dengan satu gelar, ia mengambil double degree: S2 Ilmu Komputer di UGM (2008–2010) dan S3 di Universitas Negeri Yogyakarta, menyelesaikan disertasi tentang sistem pakar dalam tes adaptif berbasis fuzzy pada 2012.

Inovator dalam Sunyi

Sebagai dosen tetap Unismuh sejak 1993, Rukli bukan hanya dikenal di ruang kuliah. Ia adalah pemikir tenang yang menyelami kedalaman teori, tetapi menghasilkan karya nyata: UniversiCAT, CerdasCAT, sistem evaluasi berbasis AI, dan metode taksiran inovatif dalam pendidikan. Ia menggabungkan Matematika, Pemrograman Komputer, dan Kecerdasan Buatan dalam satu simpul kontribusi: Assessment as Learning.

Mengajar bukan sekadar pekerjaan baginya. Di kelas, ia menularkan semangat maddara takka, bahwa ilmu bukan sekadar angka dan rumus, tetapi cahaya yang menuntun ke arah kehidupan lebih bermakna.

Tutur Bugis, Inovasi Modern

Buku-bukunya menyingkap hal yang sering luput dari perhatian akademisi: filosofi riset kualitatif, penelitian subjek tunggal, teori fuzzy dalam pengujian adaptif. Hampir setiap tahun ia menerima hibah penelitian—sebuah pengakuan terhadap konsistensi akademiknya yang jarang menonjol ke permukaan, namun berakar kuat dalam substansi.

Rukli adalah perwujudan adagium Bugis: Ade’ temmakkeana, gau’ temmakeboto—adat tak lekang, ilmu tak bertepi. Ia menjembatani nilai-nilai lokal dan global, menjahit algoritma kehidupan dari lorong sunyi kampung ke medan riset canggih.

Gelar Guru Besar bukanlah garis akhir bagi Rukli. Justru ia memandangnya sebagai panggilan untuk melayani lebih luas: membimbing generasi muda, memperkaya literatur pendidikan, dan terus menjadi penjelajah sunyi di belantara pengetahuan.

Kini, di usia 57 tahun, di tengah derasnya arus digitalisasi pendidikan dan tuntutan kualitas tinggi, Unismuh Makassar boleh bangga. Ia memiliki Guru Besar yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga rendah hati, setia pada akar budaya, dan teguh pada jalan ilmu.