July 12, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA UTAMA

Unismuh Jadi Tuan Rumah Bimtek Nasional Pengabdian, Prof Ketut Dorong Mahasiswa Bangun Wirausaha Lewat Program Pengabdian

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi tuan rumah kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengabdian kepada Masyarakat yang digelar oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kamis 10 Juli 2025.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Balai Sidang Muktamar ke-47 Unismuh itu, fasilitator nasional DRTPM, Prof Dr Ir I Ketut Widnyana, M.Si, menekankan pentingnya integrasi kewirausahaan ke dalam skema pengabdian perguruan tinggi.

“Perguruan tinggi tidak cukup hanya mencetak lulusan. Ia juga harus menjadi inkubator lahirnya wirausahawan muda,” ujar Prof Ketut.

Menurut dia, dosen bersama mahasiswa perlu merancang program pengabdian yang dapat melahirkan tenant usaha yang berjalan dan berdampak langsung terhadap masyarakat. Targetnya, setiap perguruan tinggi mampu menciptakan sedikitnya lima tenant mahasiswa per tahun.

“Kalau ini bisa konsisten, dalam lima tahun akan terbentuk ekosistem wirausaha muda yang kuat dan mandiri,” ucapnya.

Dorong Kolaborasi Daerah

Selain skema multi tahun, DRTPM juga mendorong integrasi pengabdian melalui Program Pemberdayaan Wilayah (PW). Program ini mengharuskan kampus bekerja sama dengan dua kelompok masyarakat dan satu pemerintah daerah sebagai mitra.

Dalam sesi teknis Bimtek, Prof Ketut menjelaskan bahwa pengusul program wajib menyusun proposal berbasis masalah riil dan melibatkan tim beranggotakan empat dosen. Salah satu di antaranya wajib berpendidikan minimal S-2 serta memiliki rekam jejak pengabdian.

Proposal juga harus dilengkapi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta surat pernyataan kemitraan dari pemda dan masyarakat sasaran.

DRTPM menyediakan dukungan dana maksimal Rp200 juta per tahun untuk setiap proposal. Sementara pemerintah daerah diharapkan memberikan kontribusi dana pendamping sekurang-kurangnya Rp100 juta. Adapun 50 persen dari total anggaran wajib digunakan untuk kegiatan langsung bersama mitra.

“Program ini bukan hanya tentang laporan. Ini tentang membangun daya saing ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan semangat kewirausahaan,” kata Prof Ketut.

Kegiatan Bimtek tersebut diikuti oleh dosen dari berbagai perguruan tinggi di bawah koordinasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX, serta para pendamping Program Mahasiswa Berdampak. Tema yang diusung berfokus pada penguatan kewirausahaan dan kolaborasi wilayah.