UNISMUH.AC.ID, GOWA– Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar terus memperkuat nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan di lingkungan kampus melalui program Refreshing Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Kegiatan ini diwajibkan bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan (karyawan) minimal satu kali dalam setahun, sementara pimpinan universitas hingga tingkat wakil dekan dan kepala unit diwajibkan mengikutinya minimal sekali dalam dua tahun.
“Baitul Arqam untuk dosen dan karyawan dilaksanakan selama dua hari satu malam, sedangkan bagi para pimpinan dilaksanakan selama lima hari empat malam,” ujar Wakil Rektor III Unismuh Makassar, Dr KH Mawardi Pewangi, saat menutup kegiatan Refreshing AIK di Pusdiklat Unismuh Makassar, Bollangi, Pattallassang, Gowa, Ahad 6 Juli 2025.
Lebih lanjut, Mawardi menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian integral dari pembinaan ruhani dan moral sivitas akademika Unismuh. Selain Baitul Arqam, kampus juga secara rutin menyelenggarakan pengajian akbar sebulan sekali, serta kultum (kuliah tujuh menit) setiap hari di Masjid Subulussalam Al-Khoory.
“Pengajian dan kultum harian ini adalah bagian dari saling menasihati dan mengingatkan. KH Zainuddin Sialla (almarhum) pernah mengingatkan, jika setan menggoda setiap saat, maka manusia juga perlu pengajian setiap saat, bukan hanya seminggu sekali,” kata Mawardi.
Ia juga mengingatkan kembali bahwa Unismuh Makassar adalah kawasan bebas rokok. “Jangan merokok di area terbuka, apalagi buang puntung sembarangan. Ini kampus Islami, ada SK pelarangan merokok dan ini sering jadi perhatian asesor dan tamu,” ujarnya.
Salah satu ciri kampus Muhammadiyah, menurut Mawardi, adalah adanya suara lantunan Al-Qur’an di pagi hari. Karena itu, ia mengimbau seluruh karyawan untuk membiasakan membaca Al-Qur’an sebelum memulai aktivitas kerja.
“Kalau tidak dibiasakan, bisa hilang kemampuan kita membaca Al-Qur’an. Bahkan sekarang orang-orang non-Muslim banyak yang belajar dan rajin membaca Al-Qur’an karena mereka tahu itu baik,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga etika komunikasi di era digital. “Kalau ada masalah internal, jangan diumbar di media sosial. Sampaikan langsung kepada pimpinan, demi menjaga nama baik kampus,” tambahnya.
Kegiatan Refreshing AIK bagi karyawan ini diikuti oleh 56 peserta dan berlangsung selama dua hari, Sabtu–Ahad (5–6 Juli 2025). Dalam pelaksanaannya, para peserta dibimbing oleh Ketua Panitia Dr Nurdin Mappa bersama lima panitia pengarah: Dr Muhammad Amin Umar, Dr Sulaeman Masnan, Dr Jumiati Nur, Dr Ya’kub, dan Dr Ahmad Nasir.
Sekretaris Tim Panitia Pengarah, Dr Sulaeman Masnan, menjelaskan bahwa kegiatan ini diawali dengan tes awal untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi AIK. “Nilai awal cukup bervariasi. Banyak yang di bawah rata-rata, tapi ada juga yang nilainya di atas 80. Namun tidak ada yang mendapat nilai sempurna,” katanya.
Namun, setelah dua hari pembinaan intensif, hasil tes akhir menunjukkan peningkatan signifikan. “Tiga peserta berhasil meraih nilai 100, yaitu Pak Asnawin (staf Humas), Pak Waris (staf SIMAK FAI), dan Pak Muhammad Abduh (staf akademik kemahasiswaan),” ungkapnya.