UNISMUH.AC.DI, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar Sosialisasi Mitigasi Risiko menuju standar internasional ISO 31000:2018, di Ruang Teater I-GIFt Lantai 2 Menara Iqra Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Senin, 02 Juni 2025.
Sosialisasi Mitigasi Risiko menghadirkan Kepala Pusat Manajemen Risiko Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Musran Munizu, dibuka oleh Rektor Unismuh Dr Abdul Rakhim Nanda, dan dihadiri para wakil rektor, pada dekan, wakil depan, kepala unit dan lembaga lingkup Unismuh Makassar.
Rektor Unismuh Abdul Rakhim Nanda dalam sambutannya mengatakan, Unismuh Makassar dalam empat lima tahun belakangan ini sangat konsen untuk pemenuhan standar-standar nasional maupun standar internasional perguruan tinggi.
Unismuh Makassar telah meraih sertifikasi standar internasional ISO 21001:2018 pada tahun 2023. Dengan pencapaian itu, Unismuh Makassar telah mengelola perguruan tinggi dengan standar mutu yang diakui secara internasional.
Nomor sertifikat ISO 21001:2018 bernomor 824 401 23001. Sertifikat tersebut bukan hanya untuk untuk institusi universitas, melainkan untuk 11 Badan, Biro, dan Lembaga, serta 40 prodi yang ada di Unismuh Makassar.
“Setelah kemarin kita (Unismuh) meraih sertifikasi ISO 21000-2018, sekarang kita menuju ISO 31000-2018. Menyiapkan ISO 31000-2018 tentu butuh energi khusus, tetapi tidak perlu kaget, karena akan berkelindan sendiri karena kita sudah berproses dalam berbagai proses pemenuhan standar. Kita sudah berada di koridor yang benar, tinggal disemangati dengan etos kerja yang baik,” tutur Rakhim.
Unismuh Makassar, lanjutnya, juga dikelola secara by design, mulai standar nasional perguruan tinggi, standar penjaminan mutu, serta standar-standar yang terkait dengan implementasi mutu.
“Boleh jadi kegiatan-kegiatan yang kita lakukan selama ini boleh disebut mitigasi risiko masa depan pergurun tinggi swasta,” kata Rakhim.
Wakil Rektor III Unismuh Makassar Dr KH Mawardi Pewangi dalam pengajiannya pada acara tersebut mengatakan, salah satu karakter orang Muhammadiyah yaitu etos kerja tinggi, disiplin, dan produktif.
“Etos kerja dalam Islam adalah sikap dan semangat kerja yang dilandasi iman dan takwa, yang di dalamnya ada nilai keikhlasan, kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, keunggulan, kualitas dan nilai ibadah,” kata Mawardi.
Kepala Pusat Manajemen Risiko Unhas Prof Musran Munizu, dalam pemaparan materinya mengatakan, manajemen risiko berangkat dari sekarang melalui program-program yang direncanakan.
“Risiko selalu berangkat dari dari masa sekarang. Katakanlah kita punya manajemen perencanaan dan di situ kita sudah uraikan berbagai macam program kegiatan dan kita ingin pastikan bahwa tujuan-tujuan maupun sasaran-sasaran dari program itu dapat tercapai, bahkan kalau bisa over target,” tutur Musran.
Dengan demikian, lanjutnya, risiko berkaitan dengan mengantisipasi efek atau dampa dari ketidakpastian yang kita rencanakan ke depan dan kita ingin pastikan bahwa tujuan-tujuan maupun sasaran-sasaran dari setiap kegiatan itu tercapai.
“Jadi beda paradigram risiko dan masalah. Risiko berbicara ke depan, sedangkan masalah itu masa lalu yang baru kita rasakan dampaknya sekarang,” kata Musran.