BERITA UTAMA

Gelar Syawalan, Muhammadiyah Sulsel Pertegas Komitmen Perkhidmatan Masa Depan

UNISMUH.AC.ID, Makassar– Langit Makassar pagi itu tampak sedikit muram. Awan kelabu bergelayut pelan di atas halaman Gedung Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Tamalanrea. Tapi tak satu pun wajah yang ikut suram. Suasana Syawalan Muhammadiyah Sulsel, Ahad, 6 April 2025, justru memancarkan semangat yang terang—seolah cuaca tak punya kuasa atas energi ribuan kader dan simpatisan yang datang dari berbagai daerah.

Di tengah riuh silaturahmi pasca-Ramadhan itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Prof. Ambo Asse, mengumumkan satu ikhtiar besar: dimulainya pembangunan Gedung Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Muhammadiyah setinggi 13 lantai, yang akan berdiri di kompleks Pusdam Sulsel.

“Gedung ini adalah simbol kolektivitas kita,” ujar Ambo. Ia menegaskan, angka 13 bukan angka kebetulan. Ia mencerminkan jumlah anggota Pimpinan Muhammadiyah. “Ini juga bagian dari dakwah, kalau gedung yang lain menghindari angka 13, kami sengaja bangun 13 lantai,” pungkas Ambo, disambut tepuk tangan hadirin.

Pengumuman itu disambut tepuk tangan panjang. Sorot mata para hadirin membaur antara antusiasme dan haru. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, turut hadir dan langsung menekan tombol pencanangan pembangunan gedung itu. “Saya belum pernah menghadiri Syawalan yang sekaligus mencanangkan pembangunan gedung 13 lantai,” ujarnya. “Ini luar biasa dan sangat membanggakan.”

Bukan tanpa tantangan. Proyek ini membutuhkan Rp74 miliar, dan hingga hari itu, dana belum sepenuhnya tersedia. Tapi Prof. Ambo tetap optimistis. “Kalau dananya lancar, bisa rampung dalam satu setengah tahun. Kalau lambat, maksimal dua tahun.”

Menariknya, dalam acara ini langsung dihelat penggalangan infak donasi. Tak tanggung-tanggung, salah seorang peserta Syawalan menyatakan komitmennya menyumbang dua unit lift untuk gedung itu.

Di atas kertas, ini proyek infrastruktur. Tapi lebih dari itu, ini adalah proyek peradaban. Gedung tersebut akan menjadi pusat pelatihan kader, tempat lahirnya para mubalig, penggerak Angkatan Muda Muhammadiyah, serta pelayan umat yang siap menjawab tantangan zaman.

Prof. Haedar menyebut pembangunan ini sebagai bukti Muhammadiyah tidak pernah lelah membangun. “Ini adalah investasi jangka panjang. SDM unggul adalah jantung kemajuan bangsa,” katanya. Ia juga mengingatkan pentingnya kemandirian organisasi. “Wilayah seperti Sulsel tumbuh dari kekuatan sendiri. Ini kekayaan yang harus dijaga.”

Haedar juga menyoroti nilai transformasional Syawalan. “Silaturahim ini bukan hanya temu fisik, tapi ruang rekonsiliasi sosial dan spiritual pasca-Ramadhan. Ia penegas ukhuwah dalam keberagaman.”

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, turut hadir dan menyatakan dukungan penuh atas pembangunan gedung tersebut. Ia menyebut Muhammadiyah sebagai patron pembangunan bangsa, khususnya dalam sektor pendidikan dan kesehatan. “Gedung ini akan memperkuat kontribusi Muhammadiyah di masa depan,” tuturnya.

Ia menyebut, Muhammadiyah adalah contoh bagi organisasi yang ingin maju. Di bidang pendidikan, kesehatan, dan di berbagai sektor lain, Muhammadiyah membuktikan dedikasi, kata Sudirman.

Dalam acara Syawalan ini, juga diumumkan bahwa Sulsel bakal menjadi tuan rumah Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tahun depan. Prof Ambo mengajak seluruh hadirin memberikan dukungan bagi organisasi pelanjut masa depan Persyarikatan itu.

Tonggak Sejarah

Syawalan tahun ini bukan hanya ajang temu kangen. Ia adalah tonggak sejarah, tempat semangat kolektif dibingkai dalam langkah konkret. Di bawah langit kelabu, Muhammadiyah Sulsel menatap langit yang lebih tinggi—dengan mata terbuka dan tekad tak tergoyahkan.

Dan seperti semangat yang tak pernah padam itu, gedung 13 lantai yang akan berdiri nanti bukan sekadar bangunan. Ia adalah prasasti optimisme. Bahwa dari tanah ini, Muhammadiyah berkomitmen berkhidmat untuk masa depan.

Exit mobile version