March 31, 2025
JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259, Kec. Rappocini, Gunung Sari, Kota Makassar, 90221
BERITA UTAMA

Buka Puasa Unismuh, Warek II Singgung Keteladanan Driver Ojol

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Momen buka puasa bersama Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar tahun ini menjadi ruang reflektif yang tak hanya membahas kecanggihan teknologi, tetapi juga menyoroti nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kisah keteladanan seorang driver ojek online (ojol), Muzakkir, yang dinilai mencerminkan akhlak Islami di tengah era digital.

Dalam laporannya sebagai Ketua Panitia Buka Puasa Bersama, Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Prof. Dr. Andi Sukri Syamsuri, menyampaikan apresiasi mendalam atas sikap jujur yang ditunjukkan Muzakkir. Ia mengembalikan dompet milik mahasiswa yang tercecer, lengkap dengan uang dan dokumen penting, langsung ke pos keamanan kampus meski hari sudah larut malam dan cuaca tidak bersahabat.

“Keteladanan seperti ini layak ditampilkan di ruang publik. Di tengah kecanggihan teknologi dan arus informasi, sikap-sikap jujur dan amanah seperti Pak Muzakkir adalah cahaya bagi masyarakat,” ujar Prof Andis, sapaan akrab Warek II Unismuh, dalam acara yang digelar di Balai Sidang Muktamar ke-47, Rabu, 26 Maret 2025.

Bersama pimpinan kampus lainnya, Prof Andis secara simbolis menyerahkan penghargaan kepada Muzakkir di hadapan sivitas akademika, para tokoh Muhammadiyah, dan tamu undangan. Ia berharap sikap tersebut menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan masyarakat luas.

Kegiatan buka puasa bersama ini juga dirangkaikan dengan santunan kepada 12 panti asuhan sebagai bentuk kepedulian sosial kampus selama bulan suci. Acara ini turut menghadirkan Prof. Dr. Eng. Muhammad Isran Ramli dari Universitas Hasanuddin sebagai narasumber utama dalam kajian bertema “Artificial Intelligence (AI) dalam Perspektif Kajian Literasi Islam.”

Meski tema utama mengangkat isu teknologi dan kecerdasan buatan, Prof Andis menegaskan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi fondasi dalam menghadapi perkembangan zaman.

“AI bisa bantu kita menganalisis ayat, menyusun materi dakwah, bahkan membuat khutbah. Tapi nilai seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab tidak bisa digantikan mesin. Itu datang dari hati dan pendidikan akhlak,” tuturnya.

Bagi Unismuh, Ramadhan bukan sekadar seremonial, tetapi momentum menguatkan iman, memperkuat kepedulian sosial, dan meneladani akhlak mulia — baik dari para sesepuh, dosen, mahasiswa, maupun masyarakat seperti Muzakkir yang membawa pesan sederhana: jujur itu mulia.