UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar baru-baru ini menggelar acara pembekalan lulusan. Bertemakan “Building Competency Through Synergistic Cooperation for Optimal Organizational Achievement,” kegiatan ini bertujuan memperkuat kompetensi lulusan dalam mempersiapkan peran dan strategi praktik kebidanan mandiri (TPMB) guna meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Ketua Program Studi (Kaprodi) D-III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Daswati, S.SiT., M.Keb, menekankan pentingnya pemahaman yang komprehensif bagi lulusan agar mampu menjalankan praktik mandiri bidan (TPMB) secara efektif.

Daswati menyampaikan harapannya agar lulusan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak di masyarakat.

Menurut Daswati, bidan memiliki peran vital sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat, terutama dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) merupakan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan tersebut, menjadikan bidan sebagai garda terdepan dalam peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia.

Menurut Hj. Andi Nani Cahyani, S.ST, Pimpinan Tempat Praktik Mandiri Bidan (TMPB) Andalanta, tantangan terbesar dalam mengembangkan TPMB, khususnya terkait kesehatan ibu dan anak (KIA), adalah memastikan praktik mandiri bidan mampu membantu menurunkan angka kematian dan kesakitan pada ibu dan anak. Melalui TPMB, bidan diharapkan dapat memberikan layanan komprehensif mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), masa nifas, hingga pelayanan KB. “Sejatinya, seorang bidan tidak hanya pelaksana layanan, tetapi juga pengelola, konselor, pendidik, pembimbing, dan penggerak yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat,” tambahnya. Di pedesaan, bidan memiliki peran penting dalam melakukan penyuluhan kesehatan, konseling, dan kunjungan rumah yang berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan diri dan anak-anak mereka.

Sementara itu, seorang lulusan, Widya Nengsih mengungkapkan harapannya untuk memiliki praktik mandiri bidan yang sukses, serupa dengan milik Hj. A. Nani Nurcahyani, S.ST “Setelah mengikuti pembekalan ini, saya berharap suatu hari nanti bisa memiliki praktik mandiri bidan sendiri, yang tak hanya membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga mudah dijangkau oleh masyarakat, khususnya di pedesaan,” ujarnya.

Widya Nengsih menambahkan bahwa lokasi yang diimpikannya adalah di kampung halamannya, Sidenreng Rappang.
Kegiatan pembekalan ini, kata Widya Nengsih, membuka wawasannya bahwa peran bidan lebih dari sekadar pelaksana atau pemberi konseling, melainkan sebagai penggerak dalam pemberdayaan masyarakat. “Pelayanan di TPMB memiliki sifat berkelanjutan, yang tentu memberikan dampak positif di masyarakat,” ujarnya.

Widya Nengsih mengaku terkesan dengan pengalaman yang dibagikan Hj. A. Nani Nurcahyani, S.ST mulai dari proses awal hingga strategi yang dilakukan dalam menghadapi berbagai tantangan untuk membangun TPMB yang sukses. “Tips dan pengalaman beliau sangat memotivasi, terutama bagi saya pribadi. Ternyata, peran bidan itu berkesinambungan, mulai dari remaja, catin, kehamilan, persalinan, nifas, BBL, hingga KB. Masya Allah, ilmu ini tidak hanya bermanfaat di dunia, tapi juga akhirat jika diamalkan dengan baik,” ungkapnya penuh harap.
Widya Nengsih menutup dengan doa dan harapan agar dirinya serta bidan-bidan lainnya bisa menjadi bidan profesional yang sukses seperti Hj. A. Nani Nurcahyani, S.ST “Semoga kami bisa mengikuti jejak beliau dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, Aamiin,” tutupnya.

Komitmen Terhadap Penguatan Kurikulum, Pengembangan SDM, dan Sarana Prasarana untuk Mencetak Lulusan Kompeten
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh Makassar Prof Suryani As’ad MSc, Sp. GK menyatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen dalam memperkuat kurikulum, mengembangkan sumber daya manusia (SDM), dan mendukung sarana prasarana yang memadai guna mencetak lulusan yang kompeten dan siap bersaing.

“Kami menyadari bahwa penguatan kurikulum adalah elemen dasar untuk memastikan lulusan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kurikulum kami didesain untuk menekankan pendekatan komprehensif yang sejalan dengan standar nasional dan internasional,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya pengembangan SDM, baik dosen maupun tenaga kependidikan, untuk mendukung proses belajar mengajar yang optimal.

“Kami berupaya meningkatkan kualitas SDM kami melalui berbagai pelatihan, penelitian, dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga kesehatan, agar mereka dapat memberikan pendidikan terbaik kepada para mahasiswa,” tambahnya.

Selain itu, Nakhoda FKIK Unismuh Makassar juga menekankan pentingnya dukungan sarana dan prasarana yang memadai.

“Dukungan terhadap infrastruktur seperti laboratorium, perpustakaan, dan ruang praktik sangat penting untuk menunjang pembelajaran. Kami terus berinvestasi dalam sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan kesehatan masa kini,” ungkapnya.

Melalui tiga pilar utama ini—penguatan kurikulum, pengembangan SDM, dan dukungan sarana prasarana—FKIK Unismuh Makassar berharap dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga siap berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Leave a Reply