UNISMUH.AC.ID, Makassar – Nuryanti Mustari, menorehkan sejarah baru di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) sebagai Guru Besar bidang Administrasi Publik. Sosok yang dikenal tekun dan berdedikasi ini berhasil mencapai puncak karier akademiknya hanya dalam dua tahun sejak ia menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala pada tahun 2022.
Lahir di Jeneponto pada 6 Mei 1980, Nuryanti tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di sekolah negeri di Jeneponto, ia melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin dan meraih gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada 2002.
Ketekunan membawanya menapaki jenjang lebih tinggi di bidang Administrasi Pembangunan pada program magister yang juga ditempuh di kampus yang sama. Ia kemudian menuntaskan studi doktoralnya di Universitas Negeri Makassar dalam bidang Administrasi Publik pada 2010.
Sejak bergabung sebagai dosen tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unismuh Makassar pada 2007, Nuryanti menunjukkan komitmen dalam mengajar dan melakukan penelitian. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Unismuh pada periode 2018 hingga 2022. Selain itu, saat ini ia turut berkontribusi sebagai anggota Dewan Pengawas BLUD UPT RS Lanto Dg. Pasewang di Kabupaten Jeneponto.
Di tengah kesibukan akademik, Nuryanti juga aktif menulis. Beberapa karyanya diterbitkan dalam jurnal nasional dan internasional, termasuk di jurnal bereputasi yang terindeks Scopus. Fokus penelitiannya meliputi kebijakan publik, tata kelola pemerintahan, dan pelayanan publik. Salah satu buku terbarunya berjudul “Open Government: Arah Baru Governance Modern di Era Digital”, mempertegas posisinya sebagai akademisi yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.
Tantangan Terbesar
Perjalanan menuju puncak karier akademik tidaklah mudah. Dalam wawancara, Nuryanti mengakui tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara tugas mengajar dan penelitian.
“Sering kali sulit membagi waktu antara mengajar dan menulis artikel ilmiah untuk jurnal internasional. Setiap penolakan artikel adalah pelajaran berharga,” ujarnya, saat dihubungi, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Namun, dukungan keluarga, rekan sejawat, dan mahasiswa menjadi kekuatan baginya dalam menapaki setiap langkah hingga akhirnya meraih gelar Guru Besar.
Baginya, pencapaian sebagai Guru Besar bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab baru. Nuryanti berharap dapat meningkatkan reputasi akademik Unismuh melalui publikasi ilmiah dan kolaborasi penelitian dengan institusi luar negeri. Selain itu, ia juga berkomitmen untuk meningkatkan pengabdian masyarakat melalui pelatihan dan penyuluhan, demi memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Sebagai sosok inspiratif, Nuryanti tidak lupa memberikan pesan kepada mahasiswa dan akademisi muda. “Perjalanan akademik memang penuh tantangan, tetapi ketekunan dan konsistensi akan selalu membuahkan hasil. Jangan berhenti belajar dan jangan takut gagal. Selain itu, penting bagi kita untuk selalu bersedekah, baik dalam bentuk materi, waktu, maupun pengetahuan,” pesannya.
Dedikasi dan pencapaian Dr. Nuryanti Mustari menjadikannya teladan bagi sivitas akademika Unismuh Makassar dan masyarakat luas. Sebagai Guru Besar yang visioner, ia siap melangkah lebih jauh dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian, membawa nama Unismuh Makassar semakin bersinar di tingkat nasional maupun internasional. Saat ini, Unismuh telah memiliki 21 Guru Besar.