UNISMUH.AC.ID, Makassar – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar terus melangkah maju dengan menggelar Sosialisasi Akreditasi Internasional dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi Asia pada Rabu, 2 Oktober 2024, di Gedung Balai Sidang Muktamar Unismuh. Kegiatan ini menjadi bagian dari persiapan 24 program studi yang telah terakreditasi unggul untuk menghadapi akreditasi internasional.

Sekretaris Badan Penjaminan Mutu (BPM) Unismuh Dr Amrullah Mansida menyebut, bahwa target Unismuh dalam periode 2024-2028 yakni masuk dalam pemeringkatan Asia.

“Pemeringkatan Asia jadi target awal Unismuh sebelum masuk dalam ranking dunia,” ungkap Amrullah.

Secara spesifik, Amrullah menyebut target Unismuh masuk dalam The Times Higher Education (THE) Asia.

Indikator Penilaian

Peringkat Universitas Asia 2024 yang diterbitkan oleh Times Higher Education menilai universitas di Asia berdasarkan lima kategori utama.

Pertama, pengajaran, yang mencakup lingkungan pembelajaran dengan bobot 24,5%. Pengajaran dievaluasi melalui lima indikator kunci seperti reputasi pengajaran, rasio staf terhadap mahasiswa, rasio doktor terhadap sarjana, jumlah doktor yang diberikan per staf akademik, dan pendapatan institusi. Kategori ini bertujuan untuk mencerminkan seberapa baik universitas mendukung perkembangan akademik mahasiswa dan staf melalui pengajaran yang berkualitas dan sumber daya yang memadai.

Kedua, lingkungan riset. Lingkungan riset, yang menyumbang 28% dari total skor, adalah faktor penting yang menunjukkan bagaimana universitas di Asia berhasil dalam penelitian. Indikator ini mencakup reputasi riset, pendapatan riset, dan produktivitas riset. Pendapatan riset dihitung berdasarkan dana yang diperoleh universitas dari hibah penelitian dan disesuaikan dengan daya beli. Sementara itu, produktivitas riset diukur melalui jumlah publikasi yang dihasilkan oleh universitas, memberikan gambaran tentang kualitas dan kuantitas penelitian yang dipublikasikan di jurnal akademik.

Ketiga, kualitas riset merupakan kategori dengan bobot tertinggi, yaitu 30%. Penilaian ini didasarkan pada empat indikator utama: dampak sitasi, kekuatan riset, keunggulan riset, dan pengaruh riset. Dampak sitasi mengukur seberapa sering karya ilmiah suatu universitas dikutip oleh akademisi lain, yang menunjukkan sejauh mana riset tersebut berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan global. Selain itu, kekuatan riset dan keunggulan riset menilai berapa banyak publikasi dari universitas yang berada di antara 10% karya dengan dampak sitasi tertinggi di dunia.

Keempat, Pandangan Internasional. Aspek ini mencerminkan kemampuan universitas untuk terlibat dalam komunitas akademik global, dengan bobot 7,5%. Indikator utama dalam kategori ini mencakup proporsi mahasiswa dan staf internasional, serta tingkat kolaborasi internasional dalam penelitian. Universitas yang dapat menarik mahasiswa dan staf dari berbagai negara cenderung memiliki lingkungan akademik yang lebih beragam dan dinamis. Selain itu, kolaborasi internasional dalam penelitian menunjukkan kemampuan universitas untuk bekerja sama secara global dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Kelima, Pendapatan Industri dan Paten. Universitas dinilai dari seberapa efektif mereka berkontribusi terhadap inovasi dan komersialisasi pengetahuan melalui kemitraan dengan industri. Kategori ini memberikan bobot 10%, dengan penilaian berdasarkan pendapatan dari industri serta jumlah paten yang mengutip penelitian universitas. Pengenalan indikator paten pada 2024 menunjukkan pentingnya kontribusi universitas terhadap inovasi teknologi dan ekonomi, di mana penelitian universitas diaplikasikan di industri.

Akreditasi Internasional 24 Prodi

Acara tersebut menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dr Nuryakin dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Dr Mega Hidayati, Kepala Bidang Pengembangan Organisasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang juga pendamping internal sertifikasi ISO di Unismuh Makassar. Keduanya membawakan materi terkait strategi dan persiapan menuju akreditasi internasional, serta

Dr Nuryakin, yang menjadi pemateri pertama dengan moderator Sekretaris Badan Penjaminan Mutu Unismuh, Dr. Amrullah Mansida, menyampaikan optimismenya bahwa 24 program studi di Unismuh sangat potensial untuk meraih akreditasi internasional. Ia merujuk pada kesuksesan Unismuh sebelumnya, yang berhasil meraih akreditasi internasional ASIIN untuk Program Studi Kedokteran.

“Dari 24 prodi ini, 10 di antaranya berada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan sisanya tersebar di Fakultas Agama Islam, Pertanian, Teknik, Ilmu Sosial dan Politik, serta Program Pascasarjana,” ungkap Nuryakin.

Ia juga mengingatkan bahwa program studi yang telah mendaftar ke lembaga akreditasi internasional memiliki waktu dua tahun untuk mendapatkan akreditasi penuh atau status setara. Program yang telah terakreditasi secara internasional akan tetap diakui hingga masa berlaku akreditasi tersebut berakhir.

Nuryakin menambahkan, saat ini ada 13 lembaga akreditasi internasional yang diakui, dua di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) untuk bidang teknik, teknologi, dan informatika, serta Indonesian Accreditation Agency for Higher Education in Health (IAAHEH) untuk bidang kedokteran.

Sementara itu, Dr. Mega Hidayati menekankan pentingnya pemeringkatan internasional sebagai salah satu tolok ukur kinerja universitas. “Pemeringkatan bukan tujuan utama, namun penting untuk mengukur capaian kita selama ini,” ujarnya.

Menurut Mega, pemeringkatan juga mempermudah universitas dalam menjalin kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi di luar negeri dan menarik mahasiswa asing. “Dampak pemeringkatan sangat luas dan dapat memberikan kontribusi pada skala global,” jelasnya.

Acara yang digelar Selasa – Rabu, 1 – 2 Oktober 2024 ini, diawali demgan Refreshing Standar ISO 21001: 2018 dan penyegaran bagi Auditor Internal untuk persiapan surveilans ISO yang akan dilaksanakan pada 21-22 November 2024.

Leave a Reply