UNISMUUH.AC.ID, SELANGOR– Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar di ajang World Invention Competition Exhibition (WICE) yang digelar pada 20-25 September 2024 di Mahsa University, Selangor, Malaysia.
Tim mahasiswa Unismuh Makassar berhasil meraih medali emas melalui inovasi bertajuk Innovation in Improving Tuberculosis Therapy: Dry Powder Inhaler of Silver Nanoparticles Synthesized from Seaweed Extract (Sargassum polycystum).
Dalam kompetisi yang diikuti oleh 126 tim dari 15 negara ini, Unismuh Makassar tidak hanya bersaing, namun juga berhasil mengharumkan nama Indonesia bersama Universitas Andalas dan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga meraih medali emas.
“Kami bisa meraih medali emas diawali dari tahap tes online berupa pengumpulan Abstract Extend, yakni rincian metode terkait inovasi yang kami tawarkan. Setelah dinyatakan lulus, kami lanjut ke tahap pembuatan inovasi tersebut yang kemudian diseleksi secara offline dari berbagai negara,” jelas Ikhwandi Chandra Nugraha, mahasiswa Prodi Sarjana Kedokteran Unismuh Makassar sekaligus anggota tim peraih medali emas, pada Selasa, 24 September 2024 melalui pesan Whats App.
Tema yang diangkat oleh tim Unismuh Makassar berfokus pada inovasi terapi Tuberkulosis (TB) menggunakan nanopartikel perak sintetis dari rumput laut Sargassum polycystum. Menurut Ikhwandi, tema ini dipilih berdasarkan data prevalensi TB yang menjadi penyakit peringkat kedua di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah kasus TB mencapai 1.060.000, angka tertinggi yang pernah ada.
“Terapi anti-TB saat ini memiliki banyak kendala, seperti resistensi obat yang diakibatkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan. Nanopartikel perak yang kami kembangkan merupakan alternatif terapi yang futuristik dalam mengatasi masalah ini,” tambahnya.
Tim peneliti Unismuh Makassar terdiri dari Ikhwandi Chandra Nugraha (Prodi Sarjana Kedokteran 2022), Muhammad Ilham Hamzah (Prodi Farmasi 2022), dan Putri Awaliah Aldina (ProdiFarmasi 2022). Selama proses penelitian, tim menghadapi sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan peralatan karakterisasi di Makassar dan berbagai percobaan yang harus dilakukan berulang kali.
“Kami harus menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait peralatan yang belum tersedia. Namun, kami tetap berupaya keras dan akhirnya berhasil melewati setiap tahap pengujian,” ujar Ilham Hamzah.
Proses persiapan yang dilakukan oleh tim tidaklah mudah. Selain masalah teknis, mereka juga harus menghadapi kendala pembiayaan, baik untuk biaya pendaftaran maupun pembuatan inovasi. Namun, kerja keras mereka berbuah manis dengan prestasi yang gemilang.
“Kami berharap prestasi ini bisa membawa nama baik institusi, dan ke depannya, dukungan dari kampus baik materiil maupun nonmateriil bisa semakin ditingkatkan untuk mahasiswa yang memiliki kemampuan dan kemauan dalam berinovasi,” ungkap Putri Awaliah Aldina.
Penelitian yang dilakukan oleh tim Unismuh Makassar tidak hanya menjadi pencapaian akademis, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi besar bagi dunia medis, khususnya dalam mengatasi masalah resistensi obat TB. “Inovasi ini memberikan solusi alternatif dalam terapi TB yang futuristik, dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi para dokter serta peneliti lainnya,” jelas Ikhwandi.
Di akhir wawancara, Ikhwandi menyampaikan pesan kepada mahasiswa dan peneliti muda lainnya. “Lakukan yang terbaik versi dirimu sendiri, ambil setiap kesempatan yang ada, dan hargai setiap proses. Hasil akhir itu akan datang pada waktunya,” tutupnya.