UNISMUH.AC.ID, Barru – Tim dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makasssar memfasilitasi workshop pengembangan modul ajar berdiferensiasi di Kabupaten Barru. Kegiatan ini ditempatkan di SDN 32 Barru, Sabtu, 7 September 2024.

Kegiatan ini melibatkan kelompok kerja guru (KKG) wilayah I Barru serta mahasiswa KKN Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar. Acara ini diikuti 14 Sekolah Dasar di Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.

Tim dosen Unismuh terdiri dari Dr Nurlina bersama Prof Eny Syatriana, dan Dr Ratnawati.

Dr. Nurlina, dalam pemaparan materinya, menekankan pentingnya pemahaman terhadap keberagaman siswa di kelas. “Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari latar belakang keluarga, keterampilan bahasa, pengetahuan awal, hingga kondisi sosial-emosionalnya. Semua ini mempengaruhi cara mereka belajar,” ujar Nurlina.

Ia juga menguraikan tantangan yang kerap dihadapi oleh para pendidik, seperti adanya siswa yang membutuhkan waktu lebih untuk memahami materi, perbedaan pengetahuan awal antar siswa, hingga siswa yang sulit berkonsentrasi di kelas.

Menyikapi hal tersebut, Nurlina menjelaskan tentang konsep Pembelajaran Berdiferensiasi, yaitu sebuah pendekatan yang menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa.

“Diferensiasi bukan hanya soal strategi, tapi juga filosofi,” lanjutnya. “Sebagai guru, kita harus mempertimbangkan siapa yang kita ajar, apa yang kita ajarkan, dan bagaimana cara mengajarkannya.”

Sementara itu, Prof Eny menguraikan tiga aspek utama dalam diferensiasi, yaitu konten, proses, dan produk. Pada aspek konten, guru harus menyesuaikan materi berdasarkan tingkat kesiapan siswa. Pada aspek proses, metode pembelajaran harus bervariasi untuk memenuhi gaya belajar yang berbeda-beda, seperti visual, auditori, dan kinestetik. Sedangkan pada aspek produk, guru dapat memberikan alternatif cara bagi siswa untuk menunjukkan pemahamannya, baik melalui presentasi, esai, maupun proyek kreatif lainnya.

Pemateri lainnya, Dr Ratnawati menekankan pentingnya diagnosis awal dalam memahami kesiapan kognitif, minat non-kognitif, serta profil belajar siswa. “Dengan pemahaman yang mendalam tentang siswa, kita bisa menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi mereka,” imbuhnya.

Workshop ini dibuka secara resmi oleh Pengawas Sekolah, Salma Nur, S.Pd., MM. Dengan kegiatan ini, diharapkan para guru di wilayah Kecamatan Barru dapat lebih terampil dalam mengembangkan modul ajar yang berorientasi pada kebutuhan siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih optimal dan inklusif.

“Luaran kegiatan itu adalah penyusunan modul ajar berdiferensiasi untuk guru,” ujar Nurlina, sebagai Ketua Tim Pengabdian.

Workshop ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Unismuh Makassar, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah, khususnya di Kabupaten Barru.

Leave a Reply