UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Mahasiswa ilmu komunikasi Fisip Unismuh Makassar, Lukman mencatat sejarah lolos ke Pekan limiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 37 di Universitas Airlangga pada 14 sampai 19 Oktober 2024.

Pimnas ini adalah ajang ilmiah mahasiswa paling gengsi untuk level nasional antarmahasiswa dan tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang merupakan program Dir. Belmawa Ditjen Dikti-Ristek dan Dir. APTV Ditjen Diksi.

Kepada media Ketua TIM PKM-PM Unismuh Makassar, Lukman mengatakan, timnya akan bersaing dengan 400 tim dari berbagai kampus se-Indonesia baik negeri ataupun swasta. Tim yang lolos 400 ini setelah bersaing melalui Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) dari 5000-an proposal dinyatakan lolos pendanaan.

Pada Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) dari 5000 lebih proposal yang dinyatakan lolos pendanaan dari Unismuh Makassar ada 16 proposal, tetapi yang dinyatakan lolos ke PIMNAS ke-37 dari Unismuh hanya Lukman dan timnya.

Pada program yang dikompetisikan Lukman dan timnya, melatih siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Makassar untuk mendesain dan menjahit pakaian, sebagai bagian dari upaya penguatan keterampilan di dunia desain, tegas mahasiswa ilmu komunikasi Fisip Unismuh Makassar angkatan 2021 ini.

Lukman dan timnya mengambil judul program “Penguatan Potensi Seni Desainer Siswa Tunarungu Tingkat Sekolah Menengah Atas di SLB Negeri 1 Makassar melalui Pendekatan Head, Heart, Hand” dengan memperdayakan 7 siswa tunarungu.

Susunan Tim PKM-PM ini sebagaia berikut; Lukman ketua tim dari prodi Ilmu Komunikasim dengan anggota Rezki Astuti (Ilmu Komunikasi), Fatimah Milda Nurul Insan (Ilmu Komunikasi), Sufirman (Akuntansi), Andi Asmira (Ilmu Komunikasi), dan dosen Pendamping Dr. Muhammad Yahya, M.Si.

Tujuan dari program ini mengembangkan keterampilan desain kreatif dan menjahit siswa tunarungu serta meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka.

Selama program berlangsung, TIM PKM-PM Unismuh Makassar memberikan pelatihan desain grafis dasar kepada siswa tunarungu.

Materi pelatihan meliputi penggunaan mesin jahit, teknik kombinasi kain , dan pemilihan warna yang tepat. Selain itu, siswa juga belajar teknik menjahit sederhana untuk menghasilkan produk kreatif, tandasnya.

Tingkat keberhasilan program ini dapat dilihat dari meningkatnya keterampilan siswa dan karya yang dibuat dapat menghasilkan pendapatan.

Namun yang terpenting disini adalah rasa kepercayaan diri siswa semakin tinggi sehingga tidak lagi merasa terdikriminasi di lingkungannya.

“Kami sangat senang bisa terlibat dalam program ini dan melihat antusiasme siswa tunarungu dalam mengembangkan kreativitas mereka,” ujar Lukman.

Bagi pihak mitra merasakan program ini memberikan kesempatan berharga bagi siswanya untuk mengeksplorasi potensi mereka dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kegiatan serupa dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk memberikan dukungan bagi siswa tunarungu, katanya.

Leave a Reply