UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR– Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar pameran bertajuk “STEP Exhibition” yang mengangkat tema “Melangkah.” Pameran ini berlangsung dari Kamis hingga Sabtu, 25-27 Juli 2024, di Café Ruumi, Jalan Talassalapang, Makassar.
Pameran ini menampilkan karya-karya dari tiga perempuan perupa yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa FKIP Unismuh Makassar. Karya yang dipamerkan tidak hanya berupa lukisan, tetapi juga kriya baju dan patung keris dari akrilik. Karya-karya tersebut merupakan bagian dari tugas akhir mereka.
Salah satu perupa, Julianti Safitri asal Enrekang, menampilkan seni kaligrafi yang terbuat dari bahan kancing dan karung goni. Risnayanti dari Barombong, Gowa, menyajikan kriya dari kayu dan resin, termasuk senjata tradisional Bugis-Makassar seperti Badik Lompo Battang, Badik Luwu, dan Parang Toraja. Ghefira Lestaluhu asal Ambon menghadirkan karya-karya yang mengangkat ikon-ikon Ambon, seperti “Sang Kapitan” dan “Mutiara dari Nusa Laut,” yang semuanya terbuat dari bahan akrilik di atas kanvas.
Pameran ini dibuka oleh Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa, Meizar Ashari. Dalam sambutannya, Meizar menekankan pentingnya internasionalisasi Unismuh Makassar, khususnya dalam meningkatkan kualitas perangkat dan aturan di prodi. “Salah satu upaya kita adalah memperbaiki kualitas mutu pelayanan dan pengajaran di prodi Pendidikan Seni Rupa untuk menuju internasional,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya memahami standar operasional tugas akhir dalam pengkajian seni dan penciptaan karya.
Suhardi Syam, selaku kurator, menjelaskan bahwa tema “Melangkah” merupakan eksplorasi konsep perjalanan dan pergerakan dalam kehidupan dan seni. “Pameran ini mengajak pengunjung untuk merenungi berbagai bentuk perjalanan fisik, emosional, spiritual, dan kreativitas melalui beragam karya seni rupa yang mencakup seni lukis mix media dan seni kriya,” katanya.
Irsan Kadir, pembimbing pameran, juga memberikan apresiasi terhadap perjuangan panjang ketiga mahasiswa dalam menemukan identitas berkarya mereka. “Ini merupakan hasil dari proses pencarian karakter melalui berbagai eksperimen sehingga mereka dapat menemukan identitas dalam berkarya,” ungkapnya.
Pameran ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk dosen, mahasiswa, keluarga, dan orang tua mahasiswa. Sebelum pameran dimulai, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa menampilkan tari empat etnis dan pembacaan puisi oleh Tahir, dosen Pendidikan Seni Rupa.