UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali menggelar Haflatuh Takhrij ath- Thalabah bagi Mahasantri Pendidikan Dokter Angkatan 2023-2024, di Mini Hal FKIK Lantai 2, Balai Sidang Muktamar 47 Muhammadiyah, Sabtu, 27 Juli 2024.

Ketua Panitia Athifah Zulkifli melaporkan Haflatuh Takhrij ath- Thalabah atau acara wisuda binaan Pesmadina Unismuh yakni untuk kategori pendidikan dokter sebanyak 104 diantaranya laki-laki 13 orang serta perempuan 91 orang. Sedangkan untuk kategori PUTM, sebanyak 117 orang, diantaranya laki-laki 70 orang serta perempuan 47 orang.

Acara ini dihadiri Pelaksana Rektor Dr Mawardi Pewangi yang juga Walik Rektor IV, Wakil Dekan IV FKIP, dr Ihsan Jaya, Kiai Pesmadina Dr KH Abbas Baco Miro, Ketua Konsorsium Pesmadina Unismuh, Sitti Chaerani Djaya dan para pembina Pesmadina. Hadir juga Ketua Asosiasi Pengelola Asrama Mahasiswa PTMA, Dr Wawan Kusnawan M.Pd via zoom.

Acara ini diawali dengan pengajian oleh Kiai Pesmadina Unismuh Dr Abbas Baco Miro. Ia menyebut salah satu cara untuk dekat dengan Allah SWT yakni dengan mengikuti perintahnya diantaranya adalah melaksanakan salat.

“Begitu pentingnya melaksanakan salat sampai ini menjadi syarat untuk bisa mendapatkan cinta Allah SWT,” ujar Abbas Baco Miro.

Ia menambahkan orang yang mendapatkan cinta Allah adalah orang yang selalu bisa menjaga salatnya dengan baik, dan orang ini dapat dijamin mendapatkan ridha Allah SWT.

Kepada Mahasantri, Abbas Baco Miro berpesan setelah keluar dari asrama kebiasaan-kebiasaan selama dalam pembinaan di asrama tetap terjaga dengan baik, terutama kebiasaan salat dan kebiasaan membaca Alquran tetap dipertahankan.

Pelaksana Harian Rektor Unismuh, Dr Mawardi Pewangi, berpesan selama satu tahun dibina di Pesmadina maka apa yang sudah didapatkan dipertahankan, kemudian menjaga iman karena ini akan bisa menuntun kita pada jalan yang benar.

Ia mengingatkan bahwa kehidupan di luar asrama sangat berbeda. “Di luar asrama banyak tantangannya, untuk bisa selamat iman harus dijaga, ibadah dipelihara dengan baik terutama ibadah wajib, salat lail dan dhuha,” ungkap Mawardi.

Ia juga berpesan agar para santri terus mengembangkan ilmu yang sudah diperoleh dan tidak pernah berhenti belajar. “Memperbanyak berbuat kebajikan karena sebaik-baik manusia adalah yang banyak berbuat baik kepada sesama,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Dekan IV FKIK Unismuh, dr Ihsan Jaya dalam sambutannya mengatakan acara penamatan adalah salah satu fase pembinaan AIK khususnya di FKIK.

“Pembinaan AIK di FKIK diumpamakan celupan. Filosofinya seperti gula dalam minuman manis dimana gula disini telah mewarnai semuanya,” katanya.

Ia menambahkan, tantangan yang dihadapi umat Islam semakin besar di era modern ini, maka umat harus dibekali dengan pemahaman agama yang kuat.

Sementara itu, Ketua Aslama PTMA, Dr Wawan Kusnawan menyampaikan ucapan selamat kepada Mahasantri Pesmadina yang telah diwisuda.

“Atas nama Pengurus Aslama PTMA merasa bersyukur bahwa dari 163 PTMA terdapat 56 PTMA yang sudah memiliki asrama PTMA,” ujarnya.

“Para Mahasantri yang ada di seluruh PTMA merupakan garda terdepan dalam melaksanakan pengaderan di Muhammadiyah. Jadilah Mahasantri yang berilmu dan amaliyah dan mari kita kembangkan yang kita sudah pelajari dan jadilah ulama yang intelek, bukan hanya intelek yang tahu agama,” ujar Wawan

Ketua Konsorsium Pesmadina Unismuh Sitti Chaerani Djaya, dalam sambutannya mengutip pesan almarhum Ambo Enre bahwa Mahasantri yang dibina mengibaratkan telur yang dierami induknya.

“Telur yang dierami tidak semua bisa menetas jadi ayam. Sama halnya membina Mahasantri dengan beragam karakter dan latar belakang yang berbeda hasilnya juga pasti ada yang berbeda, namun karena ini amanah dan tanggung jawab besar yang harus dijalankan, maka mohon dimaklumi dengan segala kekurangan yang ada,” ungkapnya.

“Selama dalam pembinaan tidak ada yang dibeda-bedakan semuanya sama, karena pengelola ingin semuanya bisa berhasil,”ujar Chaerani Djaya.Pada akhir acara diumumkan dua Mahasantri terbaik yakni Fiqria Arrasyidah Hafsa dengan nilai 93, hafalan 10 juz, serta Dian Nuril Sifa Yulandari, nilai 91 dengan hafalan 10 juz, kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian rapor.

Leave a Reply