Makassar – Di tengah ingar-bingar optimisme politik pasca pemilihan umum, gema kekhawatiran akan kondisi perekonomian Indonesia terus membayang. Lambatnya pemulihan ekonomi pasca pandemi, tingginya angka pengangguran, dan bayang-bayang ketidakpastian global menjadi isu yang terus menghantui. Berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga pelaku usaha, turut menyuarakan keresahan mereka. Salah satunya, Abdul Muttalib, pakar ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, yang menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi perekonomian saat ini.
Dalam wawancara di Kampus Unismuh, Selasa (11/6/2024), Muttalib mengungkapkan kekhawatirannya akan lambatnya pemulihan ekonomi pasca pandemi. “Target pertumbuhan ekonomi pasca-Covid-19 diharapkan mencapai 6,8 hingga 7 persen, namun realitanya masih berkisar 5,4 persen,” ujar Wakil Dekan III FEB Unismuh ini.
Muttalib menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada padat karya dan pengembangan UMKM. Menurutnya, sektor UMKM memiliki keunggulan dalam menyerap tenaga kerja dan tidak terlalu bergantung pada utang luar negeri.
Dengan tingkat pengangguran mencapai 20-25 juta jiwa, ia mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk fokus menciptakan lapangan kerja melalui investasi dan pemberdayaan masyarakat. Pelatihan dan perubahan pola pikir generasi muda menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Peran swasta, khususnya investor lokal, juga tak luput dari perhatiannya. Ia mendorong kolaborasi yang saling menguntungkan antara investor dan masyarakat lokal, seperti dalam pengembangan industri rumput laut.
Muttalib juga menyoroti potensi pariwisata berbasis Islam sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Konsep ini, menurutnya, dapat menciptakan lapangan kerja yang luas, mulai dari kuliner hingga penginapan.
Komitmen dan kerjasama menjadi kata kunci yang ia tekankan dalam memajukan perekonomian Indonesia. Ia juga berpesan agar pemerintah menghindari keserakahan yang dapat menghambat pembangunan.
Generasi muda, menurutnya, memiliki peran penting dalam membentuk masa depan ekonomi bangsa. Dengan mengasah potensi dan keterampilan, mereka dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi.