UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR — Empat dosen utusan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dinyatakan lulus dalam Sertfikasi Pembimbing Manasik Haji (Mandiri) Angkatan IX. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 22-28 April 2024 di Asrama Haji Sudiang Makassar.
Acara itu diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, dan Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah PW Muhammadiyah Sulsel.
Keempat dosen Unismuh yang dinyatakan lulus yakni Dr Lukman Abd Shamad (Direktur Ma’had Al Birr), Dr Muhammad Ali Bakri (Wakil Direktur Ma’had Al Birr), Dr Syamsuriadi P Selenda (Wakil Dekan IV FKIP) dan Hadisaputra (Kabag Humas).
Selain utusan universitas, ada pula dua dosen yang Unismuh lainnya yang mengikuti kegiatan ini secara mandiri, yakni Dr Ilham Muchtar (Wakil Dekan I FAI) dan Dr Suwada Rimang (Dosen FKIP).
Utusan Unismuh bukan hanya berhasil lulus, bahkan salah satunya berhasil masuk menjadi 10 peserta terbaik, yakni Lukman Abd Shamad.
Ketua Panitia, yang juga Ketua LPHU PW Muhammadiyah Sulsel, Dr Ilham Hamid, mengungkapkan bahwa kegiatan diikuti 84 peserta dari berbagai unsur, termasuk PNS Kemenag, dari kalangan ormas, mulai Muhammadiyah, NU, DDI, As’adiyah, serta pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
Ilham menambahkan, sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pembimbing haji dalam membimbing calon jemaah haji. “Dengan pembekalan yang memadai, diharapkan para pembimbing haji dapat memberikan layanan terbaik bagi calon jemaah, sehingga mereka memahami tata cara ibadah haji dengan benar dan melaksanakannya dengan penuh khusyuk,” terangnya.
Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan Juhannis, mengatakan sertifikasi pembimbing haji sudah menjadi program rutin dari kampus yang dipimpinnya. Teknis pelaksanaannya sendiri langsung di bawah Program Studi Manajemen Haji dan Umrah Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
“Ini sudah angkatan ke IX. Di mana kegiatan ini menfasilitasi para pembimbing manasik haji untuk memperoleh sertifikasi secara mandiri,” ujar Prof Hamdan saat menutup kegiatan tersebut, Minggu, 28 April 2024.
Menurut Hamdan, adanya kewajiban sertifikasi tentu akan menjadikan pembimbing manasik haji semakin profesional dalam menjalankan tugasnya.
Diketahui sertifikasi yang dilaksanakan UIN Alauddin dan Kemenag Sulsel, baru pertama kali dikolaborasikan dengan organisasi keagamaan, yaitu dengan Muhammadiyah Sulsel.
Pelopor Perjalanan Haji Pertama di Indonesia
Keterlibatan Muhammadiyah Sulsel sebagai ormas pertama yang terlibat dalam kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Mandiri, sebenarnya merupakan bagian dari peneguhan Sejarah.
Pada tahun 1921, pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, mendirikan Bagian Penolong Haji dalam struktur Hoofdbestuur Muhammadiyah. Bagian itu dipimpin KH Sudja’.
Bagian Penolong Haji membentuk Komite Perbaikan Perjalanan Haji Indonesia beranggotakan para ulama dan kaum cendekia. Kemudian, kongres Muhammadiyah di Bukittinggi Minangkabau tahun 1930 merekomendasikan agar mengadakan pelayaran sendiri untuk pengangkutan jemaah haji Indonesia.
Hal itu ditegaskan, Ketua LPHU Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr KH Muhammad Ziyad, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, yang dihelat LPHU Muhammadiyah Sulsel, Kemenag Sulsel dan FDK UIN Alauddin, Senin (22/4/2024), di Asrama Haji Sudiang.
Namun keterlibatan Muhammadiyah dalam bidang pengelolaan haji, kata Ziyad, sempat meredup. “Nanti setelah Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo, baru didirikan kembali Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah,” ungkapnya.
Saat ini, penanggungjawab bidang perhajian di Kementerian Agama, dipegang kader Muhammadiyah. Kader tersebut yakni Prof Hilman Latief, yang merupakan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama. Hilman saat ini juga dimanahkan sebagai Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.