UNISMUH.AC.ID,MAKASSAR -Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) mengadakan dialog mengenai pemikiran Nurcholish Madjid dan Buya Syafi’i Ma’arif. Bertajuk “Meramu Pikiran: Merawat Keberagaman dalam Bingkai Keindonesiaan”, acara ini diselenggarakan di Caffee Bundu’, Jl. Talasalapang, Makassar, pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Ketua Umum HMJ PAI Unismuh, Faturrahman, membuka dialog dengan menyoroti julukan “Pendekar Chicago” yang diberikan oleh Abdurrahman Wahid kepada Amin Rais, Nurcholis Madjid, dan Buya Syafi’i Ma’arif. Faturrahman menekankan bahwa membahas keduanya merupakan cara merayakan pemikiran dan dedikasi mereka untuk umat dan bangsa.
CEO Boetta Ilmoe, Rumah Pengetahuan Bantaeng, Sulhan Yusuf, mengungkapkan pentingnya pemahaman Cak Nur terhadap Islam sebagai ajaran yang inklusif dan terbuka terhadap perbedaan. Menurut Sulhan, pemikiran Cak Nur relevan sebagai bacaan di tengah politik identitas dan menurunnya toleransi antar umat beragama saat ini.
Direktur Profetik Institute, Asratillah, dalam paparannya lebih menyoroti pemikiran Buya Syafi’i Ma’arif. Ia mengapresiasi penyelenggaraan diskusi di tengah tahun politik ini sebagai wadah untuk mendiskusikan pemikiran tokoh inspiratif bangsa. “Pemikiran mereka tidak terlalu jauh berbeda meski latar belakangnya berbeda antara NU dan Muhammadiyah,” ujar Asratillah.
Dialog ini berlangsung interaktif dengan banyak pertukaran pemikiran dan diskusi yang kaya.