UNISMUH.AC.ID, PANGKEP – Program Studi (Prodi) Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian (FP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar serta Program Studi Manajamen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBIS) Universitas Muhammadiyah Makassar, menggelar pelatihan pembuatan pakan, memperoleh pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Tahun anggaran 2022 melalui skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan nomor kontrak 018/KONTR-PENGB/VI/1443/2022.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan pelatihan pembuatan pakan, memperoleh pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional digelar di rumah H Ridwan ketua kelompok pembudidaya ikan bandeng “Sipakatau”.

Ketua Program yakni Asni Anwar, S.Pi M.Si dan anggota pelaksana yaitu Dr.Murni S.Pi M.Si, Sri Andayaningsih SE MM, serta mahasiswa yaitu Nurinzani Hasyim, Andi Almi, Aksan Apriliani Malik

Materi pelatihan dibawakan oleh dosen Budidaya Perairan FakultaPertanian Dr. Murni S.Pi M.Si didampingi oleh tim pengabdian masyarakat yaitu dosen dan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Makassar. Isi materi pelatihan membahas jenis-jenis bahan dasar pakan ikan bandeng yang dapat digunakan dari bahan lokal seperti limbah sayur (wortel, kangkong, bayam, sawi dan lain-lain).
Berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok Sipakatau, mayoritas anggota kelompok pembudidaya ikan bandeng masih belum mengetahui pemanfataan bahan baku lokal untuk dijadikan pakan ikan, umumnya peserta pelatihan menggunakan pakan ikan untuk menggantikan pakan komersil yaitu mie dan roti afkir yang diperoleh dari pasar serta PT KIMA (Kawasan Industri Makassar).

“Menurut hasil diskusi dengan peserta penyuluhan, mereka membeli mie afkir atau roti afkir untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan bandeng, sebanyak ± 3 ton untuk satu kali suklus pemeliharaan, hal tersebut dilakukan karena para pembudidaya tidak mampu membeli pakan komersil untuk budidaya ikannya,” ugkapnya.

Lebih Lanjut dirinya menyampaikan bahwa Pembuatan pakan ikan bandeng dimulai dengan mempersiapkan limbah sayur kemudian dicacah dan ditimbang, setelah itu dicampur dengan cairan rumen sapi sebanyak 10 ml/kg limbah sayur, kemudian diinkubasi selama 4 hari.

“Setelah itu, hasil fermentasi dikeringkan dibawah sinar matahari sampai tingkat kekeringan 90%.Setelah proses pengeringan limbah sayur, selanjutnya ditepungkan dan diformulasikan bersama dengan bahan pakan lainnya yaitu: tepung ikan 35%, ampas tahu 10%, tepung kedelai10 %, tepung jagung 11%, tepung terigu 12 %, tepung limbah sayur 20 %, minyak ikan 1% dan vitamin mix (Murni et al.,(2018),” ungkapnya.

Semua bahan dicampur dengan rata dan dicampur dengan air hangat sampai menjadi pasta kemudian digiling dan dicetak menggunakan cetakan ukuran 1,5 mm untuk ikan muda dan 4-6 mm untuk pembesaran ikan bandeng. Setelah pakan dicetak lalu dikeringkan dibawah sinar matahari lalu disimpan dalam wadah tertutup untuk digunakan selanjutnya.

“Menurut wawaancara dengan anggota kelompok Sipakatau (Ridwan), bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menunjang keberlanjutan usaha budidaya ikan bandeng di tempat mereka, dan berharap pembinaan dari pihak Universitas Muhammadiyah terus dikembangkan,”tuturnya.

Dijelskannya pula bahwa Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat pembudidaya ikan bandeng khususnya kelompok “Sipakatau” Kabupaten Pangkep dalam memanfaatkan limbah organik seperti limbah sayur sebagai pakan ikan. Padahal Limbah sayur sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan ikan jika diolah terlebih dahulu.

Sulitnya membuat pakan buatan untuk menggantikan pakan komersil, sampai saat ini, petani menggunakan mie dan roti afkir sebagai pakan pengganti pakan komersil akibat pakan komersil relatif mahal dan sulit terjangkau oleh kelompok pembudidaya ikan bandeng “Sipakatau”.

“Satu diantara alternatif yang dapat dilakukan untuk menyikapi permasalahan tersebut yaitu dengan memanfaatkan bahan baku lokal seperti limbah sayur terfermentasi untuk dijadikan pakan ikan. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode koordinasi, diskusi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada mitra,” tandasnya.

Diketahui Peserta pelatihan terdiri dari Para pembudidayaikan bandeng Sipakatau, Pelatihan serta pendampingan yang diberikan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan menggunakan metode interaktrif dan demonstrasi, sekaligus konsultasi mengenai proses pembuatan pakan serta proses fermentasi limbah sayur.

(Humas Unismuh)

Leave a Reply