UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Workshop Penyusunan Kurikulum Outcome Based Education (OBE) bagi 13 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wilayah 2 Sulawesi resmi ditutup. Penutupan digelar di Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah, Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Jumat, 4 Februari 2022.

Atas nama Pimpinan Unismuh, Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri memberikan apresiasi kepada Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah atas penunjukan Unismuh Makassar sebagai tuan rumah.

“Kami juga berterima kasih kepada para pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang telah mengutus peserta dalam acara ini,” ungkapnya.

Andi Sukri melanjutkan, kegiatan telah melahirkan sebuah produk yang tekait dengan akademik, kurikulum, termasuk penyelarasan kurikulum dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Mudah-mudahan apa yang telah kita hasilkan, produknya ini membantu kampus kita dan juga memperlancar komunikasi karena semua prodi mengkuti kegiatan ini,” ungkap Andi Sukri.

Salah seorang anggota tim Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Dr Nuryakin mengapresiasi antusiasme peserta selama mengikuti kegiatan selama empat hari.

Nuryakin menyampaikan sejumlah evaluasi. “Terkait dengan penyusunan kurikulum OBE, hampir semua peserta dalam melakukan penyusunan kajian alhamdulillah 100% selesai,” ungkapnya, disambut tepuk tangan peserta.

Sementara yang terkait dengan draf mata kuliah yang dipresentasikan, 60-70% hampir selesai. Nuryakin meminta Prodi PTM memasukkan muatan MBKM, sebagaimana yang telah disosialisasikan.

Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Ahmad Muttaqin PhD yang didaulat menutup acara menyampaikan terima kasih kepada para Tim Pendamping yang berkenan bersedekah ilmu dan Unismuh sebagai tuan rumah.

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Unismuh Makassar sebagai tuan rumah dengan pelayanan bintang empat,” ungkap Muttaqin.

Menurut Muttaqin, dalam pertemuan dengan para Wakil Rektor bidang Akademik dan AIK, dihasilkan beberapa rekomendasi dan identifikasi masalah.

“Misalnya tentang jafung dosen, publikasi ilmiah, dan cara mengukur ketercapaian AIK. Dalam waktu dekat akan dilakukan kegiatan menyelesaikan masalah tadi,” jelas Muttaqin.

Kepuasan Peserta

Kegiatan ini diikuti 201 orang peserta yang berasal dari 13 Perguruan Tinggi Muhamamdiyah Wilayah 2 Sulawesi.

Beberapa peserta mengakui mendapat banyak manfaat dari kegiatan ini, seperti disampaikan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Pare-pare Asram AT Jadda MHUm. Menurutnya, peserta banyak mendapatkan pengetahuan yang secara teori maupun praktik, sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari PTM yang telah maju.

“Kurikulum berbasis OBE ini Insyaallah akan kami terapkan di UMPAR pada semester ganjil yang akan datang,” ungkap Asram.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhamamdiyah Mamuju (Unimaju) Dr Muhammad Tahir menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan PTM saat ini, apalagi Pemerintah saat ini sedang menggencarkan Program MBKM.

“Yang perlu pendampingan khusus, penguatan kurikulum AIK yang merupakan ciri khas PTM. Perlu pembinaan intensif, agar kita bisa menyusun mata kuliah yang bisa lebih terukur,” ungkapnya.

Peserta yang berasal dari Unismuh Makassar Dr Azis Muslimin mengaku sangat bersyukur mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, apa yang diperoleh dalam workshop, dapat menjadi bekal dalam melakukan revisi kurikulum di Prodi masing-masing.

“Hal ini juga akan sangat membantu dalam penyusunan boring akreditasi Prodi,” tutupnya.

UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR  – Workshop Penyusunan Kurikulum Outcome Based Education (OBE) bagi 13 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wilayah 2 Sulawesi resmi ditutup. Penutupan digelar di Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah, Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Jumat, 4 Februari 2022.

Atas nama Pimpinan Unismuh, Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri memberikan apresiasi kepada Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah atas penunjukan Unismuh Makassar sebagai tuan rumah.

“Kami juga berterima kasih kepada para pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang telah mengutus peserta dalam acara ini,” ungkapnya.

Suasana Penutupan Workshoop Kurikulum Berbasis OBE yang dilaksanakan di Balai Sidang Unismuh Makassar.

Andi Sukri melanjutkan, kegiatan telah melahirkan sebuah produk yang tekait dengan akademik, kurikulum, termasuk penyelarasan kurikulum dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Mudah-mudahan apa yang telah kita hasilkan, produknya ini membantu kampus kita dan juga memperlancar komunikasi karena semua prodi mengkuti kegiatan ini,” ungkap Andi Sukri.

Bendahara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Dr Nuryakin yang didaulat menutup acara, mengapresiasi antusiasme peserta selama mengikuti kegiatan selama empat hari.

Nuryakin menyampaikan sejumlah evaluasi. “Terkait dengan penyusunan kurikulum OBE, hampir semua peserta dalam melakukan penyusunan kajian alhamdulillah 100% selesai,” ungkapnya, disambut tepuk tangan peserta.

Sementara yang terkait dengan draf mata kuliah yang dipresentasikan, 60-70% hampir selesai. Nuryakin meminta Prodi PTM memasukkan muatan MBKM, sebagaimana yang telah disosialisasikan.

Kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai di sini, namun akan dievaluasi dalam dua hingga tiga pekan ke depan.

“Selanjutnya akan dilakukan pendampingan secara daring melalui zoom. Kita akan mendampingi penyusunan Rencana Pembelajaran Semester,” pungkasnya.

Kepuasan Peserta

Kegiatan ini diikuti 201 orang peserta yang berasal dari 13 Perguruan Tinggi Muhamamdiyah Wilayah 2 Sulawesi.

Beberapa peserta mengakui mendapat banyak manfaat dari kegiatan ini, seperti disampaikan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Pare-pare Asram AT Jadda MHUm. Menurutnya, peserta banyak mendapatkan pengetahuan yang secara teori maupun praktik, sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari PTM yang telah maju.

“Kurikulum berbasis OBE ini Insyaallah akan kami terapkan di UMPAR pada semester ganjil yang akan datang,” ungkap Asram.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhamamdiyah Mamuju (Unimaju) Dr Muhammad Tahir menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan PTM saat ini, apalagi Pemerintah saat ini sedang menggencarkan Program MBKM.

“Yang perlu pendampingan khusus, penguatan kurikulum AIK yang merupakan ciri khas PTM. Perlu pembinaan intensif, agar kita bisa menyusun mata kuliah yang bisa lebih terukur,” ungkapnya.

Peserta yang berasal dari Unismuh Makassar Dr Azis Muslimin mengaku sangat bersyukur mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, apa yang diperoleh dalam workshop, dapat menjadi bekal dalam melakukan revisi kurikulum di Prodi masing-masing.

“Hal ini juga akan sangat membantu dalam penyusunan boring akreditasi Prodi,” tutupnya.

(Humas Unismuh )

Leave a Reply