UNISMUH.AC.ID, MAKASSAR – Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar kegiatan Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian Tahun Anggaran 2022. Kegiatan digelar di Unismuh Bisnis Centre (UBC) Lantai II Menara Iqra Unismuh Makassar, Kamis 03 Februari 2022
Menurut Ketua LP3M Unismuh Makassar Dr Abubakar Idhan, kegiatan ini digelar secara rutin oleh lembaganya. LP3M juga senantiasa terbuka bagi para dosen yang ingin berkonsultasi seputar riset dan PKM.
Apalagi saat ini, lanjut Abubakar, Kemdikbudristek sedang membuka penerimaan proposal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat untuk Pendanaan Tahun 2022. Penerimaan proposal mulai tanggal 25 Januari hingga 10 Februari 2022.
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak dua sesi. Sesi pertama, klinik proposal penelitian, dengan dua narasumber, yaitu Dr Syamsiah (Asdir I Pascasarjana Unismuh), dan Dr Abubakar Idhan.
Sesi kedua, klinik proposal pengabdian, Prof Dr Ir Andi Aladin (Dosen UMI Makassar) dan Dr Abubakar Idhan.
Pelaksana Harian (Plh) Rektor Dr Abd Rakhim Nanda hadir membuka acara, bersama Wakil Rektor IV Drs KH Mawardi Pewangi MPdI.
Perkembangan Menggembirakan
Dalam sambutannya, Plh Rektor Unismuh menyampaikan apresiasi kepada LP3M atas inisiatifnya membuka klinik penelitian dan pengabdian tersebut.
LP3M Unismuh, kata Rakhim, saat ini telah berada pada klaster utama. “Persaingan memenangkan hibah menjadi semakin ketat, oleh karena itu dosen-dosen Unismuh harus diberikan bekal,” jelasnya.
Rakhim juga mengapresiasi perkembangan jurnal ilmiah yang ada di Unismuh. Hingga penghujung 2021, sudah ada 15 jurnal di Unismuh yang terakreditasi. Satu jurnal Sinta 2, dua jurnal sinta 3. sembilan Jurnal sinta 4, dan tiga jurnal sinta 5.
Namun, Rakhim berharap 49 prodi yang ada di Unismuh dapat membuat jurnal terakreditasi. “Kalau semua prodi membuat jurnal, maka yang terakreditasi sekarang baru sekitar 30%,” jelasnya.
Plh Rektor Unismuh ini juga menyinggung persiapan akreditasi institusi pada tahun 2023 mendatang. “Elemen yang paling tinggi nilainya setelah SDM adalah penelitian. Kalau ini gagal kita upgrade secara maksimal, jangan berharap kita mampu meraih akreditasi unggul,” pesan Rakhim.