SINJAI, UNISMUH.AC.ID – Unismuh Makassar dalam beberapa periode telah berhasil mendapatkan hibah penelitian dari Kemendikbud RI untuk kegiatan penelitian hutan Mangrove di Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove di Dusun Cempae, Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.
Terakhir hibah penelitian Kemendikbud RI didapatkan pada periode tahun 2019 – 2021. Hibah penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada tahun 2017 – 2018.
Adapun tim yang mendapatkan hibah penelitian periode 2019-2021 khusus hutan mengrove yakni Dr Abdul Haris Sambu, S.Pi, M.Si ( Ketua), Dr Irma Sribianti, S.Hut, MP dan Dr Muhammad Yunus Ali, ST, MT masing- masing anggota.
Salah satu peneliti Dr Abdul Haris Sambu yang sempat dimintai komentarnya terkait hasil penelitiannya selama tiga tahun soal “Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Pariwisata dan Pendidikan” menjelaskan bahwa akhir dari penelitian ini tim peneliti akan merekomendasikan untuk pembentukan Perda pengelolaan hutanamgrove.
Haris Sambu mengatakan, hutan mangrove di Desa Tongke-tongke yang merupakan objek penelitiannya memiliki luas 78 ha. Umur rata- rata tanaman 25-30 tahun dengan kerapatan 12 ribu pohon/ha.
Haris Sambu merinci kegiatannya selama tiga tahun melakukan penelitian. Tahun pertama, menganalisa karakteristik ekologi hutan mangrove Tongke- tongke, diantaranya plora dan pauna, kualitas tanah dan air serta kondisi perairan ( pasang surut).
Tahun kedua, menganalisa ekonomi masyarakat pesisir diantaranya hasil tambak dan nelayan, hasil penangkapan pesisir serta nilai valuasi ekonomi mangrove.
Tahun ketiga, menganalisa sosial ekonomi dari kegiatan pariwisata dan pendidikan diantaranya, menganalisa hasil penjualan karcis dari kunjungan ( orang dan kendaraan), menganalisa hasil penjualan kuliner dan souvenir serta menganalisa nilai valuasi ekonomi untuk kegiatan pendidikan.
Selama tiga tahun melakukan penelitian, Haris Sambu melihat ada potensi ekonomi yang luar biasa bisa diperoleh masyarakat setempat, karena kawasan hutan mangrove ini sudah dikelola dengan baik serta adanya partisipasi masyarakat setempat dalam bersama-sama menjaga hutan mangrove ini.
Sudah ada pengakuan dari Haji Tayeb salah seorang dari pengelola hutan mangrove Tongke-tongke kalau masyarakat Tongke-tongke sudah merasakan dampaknya bisa menjual berbagai macam souvenir dan kuliner lokal di kedai mereka masing- masing pada sekitar kawasan pusat restorasi dan pembelajaran hutan mangrove Tongke-tongke.
Peneliti berharap untuk kegiatan penelitian selanjutnya pengelolaan mangrove sudah berbasis konservasi dengan membagi tiga zona, pertama, zona pemanfaatan 60 persen dari luas kawasan hutan mangrove. Zona ini diperuntukkan untuk aktivitas penangkapan dan seluruh aktivitas perekonomian lainnya.
Kedua, zona penyanggah adalah 20 persen dari luas kawasan. Zona ini dapat dilakukan penangkapan apabila zona pemanfaatan mengalami over fishing dengan catatan zona penyanggah dibatasi waktu dan kuota.
Serta ketiga zona inti 10 persen dari luas kawasan hutan mangrove. Zona ini sama sekali tidak diperkenankan adanya aktifitas dengan tujuan apapun karena zona ini sebagai tempat reproduksi, tempat pembesaran, tempat mencari makan dan tempat perlindungan biota pauna.